Upacara Penyucian Keguguran, Tradisi Warak Kruron di Pantai Masceti
GIANYAR - Pesraman Griya Ageng Mas (PGAM) kembali selenggarakan upacara Warak Kruron di pantai Masceti, Gianyar, Sabtu (11/01). Acara digelar sejak jam 3 siang hingga berakhir jam 6 sore. Meski diguyur hujan pada awal acara, namun, cuaca kian bersahabat saat ritual dimulai.
Tampak Ida Nak Lingsir (sapaan akrab ) ,Ida Pandita Mpu Nabe Siwa Agni Daksa Nata beserta Ida Pandita Mpu Siwa Darma Murti memimpin ritual tersebut.
Disamping sebagai pemuput (pelaksana upacara), Nak Lingsir juga hadir sebagai Pembina Yayasan Bhumi Bali Swari (YBBS), yang sekaligus merupakan Pembina Pasraman Griya Ageng Mas (PGAM), mengatakan jika upacara Warak Kruron ini dilaksanakan atas permintaan masyarakat. "Awalnya Ada beberapa orang yang menghubungi kami, kemudian kami buka pendaftaran. Ternyata, respon masyarakat cukup positif," ungkapnya.
Ketua PGAM, Nyoman Sumerta, ketika ditemui di tempat terpisah juga membenarkan respon masyarakat tersebut. "Kami cukup kaget karena pesertanya mencapai 31 orang, dengan total 51 Sawa," ungkap Nyoman.
Ketua Yayasan Bhumi Bali Swari, JM Manik, juga tampak hadir di tengah – tengah acara. Beliau membenarkan jika upacara Warak Kruron ini penting dilakukan untuk penyucian jagat.
PGAM mempunyai misi sosial disamping juga misi spiritual. Misi sosial seperti upacara kali ini kalau dilakukan perorangan maka biayanya cukup mahal. Maka dari itulah mereka mensinergikan umat sehingga biayanya bisa ditekan.
Nak Lingsir juga menambahkan jika upacara kali ini merupapan yang ke empat kalinya. Menurutnya, Warak Kruron kerap diasosiasikan sebagai upacara penyucian untuk keguguran, yang mana juga disebut dengan Ngerapuh.
Lantas, apakah itu Upacara keguguran? Upacara ini dilakukan hanya bagi mereka yang pernah mengalami keguguran. Baik itu keguguran yang disengaja maupun tidak.
Upacara Pitra Yadnya ini penting untuk dilakukan karena potensi dampak secara skala (dunia nyata) dan niskalanya (dunia tidak kasat mata) akan terjadi jika tidak dilaksanakan, misalnya, hidup makin terpuruk, karir selalu terhalang, usaha terus merosot, perekonomian keluarga semakin memburuk, kuliah tertunda, sakit yang tak kunjung sembuh, sering mengalami kecelakaan dan apes terus.
Dalam hal keguguran, walaupun masih berupa darah, ia tetap memiliki atma/roh. Nah janin yang tak sempat lahir baik itu karena keguguran ataupun digugurkan atmannya harus dikembalikan ke alamNya.
Ada beberapa macam keguguran antara lain:
Warak Kruron - keguguran umur kandungan sebelum 20 hari (2 Minggu)sampai 3 bulan, dimana masih berupa embrio.
Tujuan Proses Upacara Warak Kruron yaitu:
1 untuk pembersihan/penyucikan kedua orang tua si janin, terutama ibu si janin supaya tidak kebaya - baya, seperti contoh pengalaman diatas.
2 menyucikan pekarangan /pertiwi.
Tempat pelaksanaan bisa di natah (pekarangan) rumah, di Griya Sulinggih, di perempatan dan di segara (pantai). Selain upakara pabersihan, caru pengasih bhuta, ada juga permakluman dengan Banten guru piduka.
Setelah proses ini berjalan, dilanjutkan dengan ngambil/ nyumput tanah di 4 penjuru mata angin (pojok dan tengah pekarangan/natah), tanahnya dialasi daun waru lalu disatukan di pada daun telujungan (pucuk daun pisang), kemudian di anyut ke segara/laut.
Tidak ada proses ngulapin, nebusin maprelina dan ngayut.
Tetapi kalau yang berstatus Warak Kruron, prosesnya dilaksanakan lebih dari 5 bulan, akan diproses lewat upacara Ngelangkir.
2. Ngelangkir - keguguran pada saat umur kandungan mencapai 4 bulan sampai sebelum kepus puser. Yang diupacarai adalah kedua orang tua si janin dan pengrapuhan pertiwi. Adapun kelengkapan upakaranya yaitu:
- pabersihan jangkep,
- sanggah Urip,
- bungkak gading ( sbg pengawak mejinah 11keteng)
- bungkak gadang ( pengentas rare)
- penebusan rare,
- Banten masesepuh kepertiwi
Pelaksanaannya hanya di setra/gumukan. Tapi, karena digelar di segara maka tetap nganyut (lebur ke laut).
3 Ngelungah - Bayi meninggal setelah lahir sampai belum ketus gigi (gigi tanggal). Yang diupacarai yaitu si bayi dan kedua orang tuanya. Juga dilakukan Dengan Pengrapuhan Pertiwi. Upakaranya (sarananya) sama dengan ngelangkir tapi ditambahi bubur pirata 108 dan banten penganyutan.
Jalannya upacara yakni:
- nebusin, Ngulapin, ,meeteh- eteh
- kedua orang tua si janin/ bayi ngelukat
- muspa
- natab Banten guru paduka
- maprelina
- Ngeseng sanggah Urip, nguyeg sampai terakhir nganyut.
- mecaru
Pemilet/peserta
-- Nunas Tirta caru lan toyan segara Angge ngelukat pekarangan
-- Nunas Tirta guru piduka (angge dasar atur mapiuning rg Ida bhatara hyang guru).
-- Nunas Tirta pemuput
Tanah yang dibawa dari Griye, jro, pagar sendiri - sendiri dibuat penglukatan kemudian di rarung/anyut. (Sws)