Pendopo Agung Kedhaton Ambarrukmo! Jejak Sejarah Sultan HB VII yang Hidup di Tengah Modernitas Yogyakarta

Pendopo Agung Kedhaton Ambarrukmo! Jejak Sejarah Sultan HB VII yang Hidup di Tengah Modernitas Yogyakarta

YOGYAKARTA – Di balik megahnya kompleks Royal Ambarrukmo Yogyakarta berdiri sebuah bangunan bersejarah yang menjadi saksi perjalanan panjang Kasultanan Yogyakarta, yakni Pendopo Agung Kedhaton Ambarrukmo. 

Terletak di Jalan Laksda Adisucipto No. 81, tepat di sayap kanan bangunan utama hotel, pendopo ini menyimpan kisah penting tentang Sultan Hamengku Buwono VII setelah beliau lereh keprabon atau turun takhta.

Pendopo Agung Ambarrukmo dibangun pada masa Sultan Hamengku Buwono V dan diselesaikan pada 1897 oleh Sultan Hamengku Buwono VII, yang dikenal sebagai Sultan Sugih berkat keberhasilannya mengelola perkebunan dan pabrik. 

Awalnya, bangunan ini difungsikan sebagai pesanggrahan atau tempat peristirahatan dan penyambutan tamu kerajaan, sebelum akhirnya berubah menjadi kedhaton atau tempat tinggal resmi Sultan HB VII sejak 27 Oktober 1920. 

Perpindahan dari Keraton menuju Ambarrukmo kala itu berlangsung meriah, ditandai dengan 19 kali tembakan meriam, arak-arakan rakyat, serta iringan kereta kencana Kiai Garuda Yaksa. Sultan HB VII kemudian menetap di Ambarrukmo hingga wafat dan dimakamkan di Pajimatan Imogiri, makam raja-raja Mataram.

Sebagai bangunan bercorak arsitektur Jawa khas keraton, pendopo ini sarat dengan filosofi. Pilar-pilar dihiasi ornamen Putri Mirong yang melambangkan kesuburan, kemakmuran, sekaligus dipercaya sebagai simbol kehadiran Kanjeng Ratu Kidul. 

Sementara motif Ceplok Melati atau Wajikan pada langit-langit pendopo menggambarkan nilai kejujuran. Kini, statusnya tak hanya sebagai cagar budaya, melainkan juga pusat pelestarian kebudayaan Jawa.

Di dalam pendopo tersimpan gamelan Kiai Yasa Arum berornamen hijau tua yang serasi dengan ukiran pendopo, koleksi lengkap wayang klasik gaya Yogyakarta, serta wayang unik bergambar Sri Sultan Hamengku Buwono VII yang disebut Wayang Kaping Piton—satu-satunya di Yogyakarta. Lebih dari sekadar museum, pendopo ini hidup dengan berbagai kegiatan seni dan budaya melalui program Pendopo Activity, yang menampilkan tari Jawa, suling bambu, siteran, jemparingan, macapat, hingga kelas biola. 

Tempat ini juga terbuka untuk berbagai acara sosial modern seperti gathering, pernikahan, pertemuan semi-outdoor, hingga pentas budaya.

Pengelolaan Pendopo Agung Kedhaton Ambarrukmo kini dipercayakan kepada Royal Ambarrukmo Yogyakarta, hotel yang berdiri bersebelahan sejak dibangun pada 1965 atas prakarsa Presiden Soekarno bersama Sultan Hamengku Buwono IX. 

Dengan peran ganda sebagai saksi sejarah, pusat budaya, sekaligus ruang sosial masyarakat, Pendopo Agung Kedhaton Ambarrukmo bukan hanya sekadar bangunan bersejarah, melainkan warisan hidup yang terus menjaga denyut kebudayaan Jawa di tengah modernitas Yogyakarta. (Tim) 

......... 

Untuk reservasi hubungi klik Royal Ambarrukmo Yogyakarta