Koster Dihujani Kritik Pedas! “Denial, Gagal Tata Kota, dan Tak Paham Data Korban Banjir”

DENPASAR – Gelombang kekecewaan publik terhadap Gubernur Bali Wayan Koster makin membesar usai banjir besar yang menelan korban jiwa. Salah satu kritik paling tajam datang dari akun TikTok Silvia Tjan (@mich.schndr) yang menguliti kegagalan Koster dalam surat terbuka bernada pedas.
Silvia, warga asli Bali yang sudah hidup lebih dari tiga dekade di Pulau Dewata, menilai Koster justru lebih sibuk mencari alasan ketimbang menyelesaikan masalah. Ia menyebut pernyataan Koster yang menyalahkan intensitas hujan sebagai penyebab banjir hanyalah sikap defensif seorang pemimpin yang gagal mengakui kesalahan.
“Jangan denial, pak. Lima tahun terakhir izin pembangunan ugal-ugalan, alih fungsi lahan masif, drainase mampet, tapi yang diperbaiki cuma bagian luarnya saja. Ini bukti tata kota kita amburadul,” tegas Silvia.
Lebih jauh, ia menuding Koster telah melakukan kebijakan blunder dengan menutup TPA tanpa solusi pengelolaan sampah. Akibatnya, sampah menumpuk di pinggir jalan, berserakan, dan menambah kerentanan bencana.
“Menutup TPA tanpa solusi itu tindakan gegabah, sama saja melempar masalah ke rakyat,” sindirnya.
Kemarahan Silvia semakin memuncak ketika membongkar ketidakakuratan data korban yang disampaikan Koster dalam wawancara TV nasional. Koster mengklaim korban hanya dua orang di Denpasar, padahal BPBD sudah merilis data resmi ada sembilan korban jiwa di kota tersebut, belum termasuk di kabupaten lain.
“Punya staf ahli 48 orang, tapi data korban saja tidak bisa benar. Itu ironi seorang gubernur,” cetusnya tajam.
Tak hanya itu, Koster juga dianggap tidak pantas mengeluh soal berkurangnya transfer dana dari pemerintah pusat. Bagi Silvia, alasan itu hanyalah bentuk kelemahan dan ketidakmampuan memimpin.
“Bali itu kaya, Badung punya PAD tinggi. Kalau serius, bisa pakai APBD provinsi, kabupaten, atau pinjam ke pusat. Kenapa malah merintih seakan-akan tak punya daya? Pemimpin itu cari solusi, bukan cari kambing hitam,” serangnya.
Silvia menutup kritiknya dengan sindiran keras bahwa Koster sedang menutup mata atas kelalaian pemerintahannya sendiri. Ia memperingatkan, selama gubernur hanya pandai berkeluh kesah dan menyangkal fakta, maka rakyatlah yang akan terus menanggung akibat.
“Kalau bapak terus nyangkal, jangan salahkan siapa-siapa. Kalau banjir lagi, bapak yang harus tanggung semuanya,” pungkasnya. (Tim)