Tangis Sunyi dari Pinggan, Dua Bocah Hidup Terpisah, Terancam Putus Sekolah

PANGGILAN KEMANUSIAAN
Om Swastyastu,
Dari desa sejuk di lereng Gunung Batur, tepatnya di Desa Pinggan, Kecamatan Kintamani, Bangli, datang sebuah kisah pilu yang menggugah nurani. Dua bocah kakak beradik, hidup dalam keadaan yang memprihatinkan, tanpa kehangatan kasih orang tua, tanpa jaminan masa depan.
Mereka adalah:
1. I Wayan Maxwell Imanuelo Putra (10 tahun)
2. I Made Febriani Imanuel Putra (8 tahun)
Kedua anak ini telah kehilangan figur ayah, yang telah pergi dan hingga kini tidak diketahui keberadaannya. Ibu mereka pun telah menikah lagi dan tidak tinggal bersama mereka. Meski sang ibu masih berusaha memberi bekal semampunya, namun itu jauh dari cukup.
Kini, sang kakak, Maxwell, tinggal bersama sang nenek yang sudah renta. Sementara adiknya, Febriani, diasuh oleh bibinya yang juga hidup dalam keterbatasan. Mereka terpisah, tak lagi bisa bermain dan saling berbagi cerita setiap hari seperti dulu. Rumah tangga mereka runtuh dalam diam.
Kondisi ekonomi yang sangat sulit membuat masa depan pendidikan mereka terancam. Di saat anak-anak lain bisa belajar dengan tenang, mereka harus memikirkan apakah esok masih bisa bersekolah, atau harus menyerah pada keadaan.
Kami mengetuk hati para dermawan, semeton Bali dan siapa saja yang tergerak, untuk membantu dalam bentuk apa pun. Bantuan kalian bisa menjadi harapan baru bagi Maxwell dan Febriani, agar mereka tak putus sekolah dan tetap punya harapan akan masa depan yang lebih baik.
Suksma atas perhatian dan kepedulian semeton.
Kontak Person Relawan Pinggan:
Jro Komang Widana - 085941059044
(Ray)