Marina Internasional di KEK Kura Kura Bali Dikebut, Wujudkan Pusat Pariwisata Bahari dan Ekonomi Kreatif Dunia

Marina Internasional di KEK Kura Kura Bali Dikebut, Wujudkan Pusat Pariwisata Bahari dan Ekonomi Kreatif Dunia

Denpasar, 7 Oktober 2025 – Proyek pembangunan Marina Internasional di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Kura Kura Bali terus dikebut sebagai bagian dari strategi besar untuk menjadikan Bali sebagai pusat pariwisata maritim berkelas dunia. Infrastruktur marina ini akan menjadi salah satu ikon baru Pulau Dewata yang tidak hanya mengedepankan keindahan bahari, tetapi juga memperkuat ekosistem ekonomi kreatif dan kesejahteraan masyarakat pesisir.

Pada Jumat, 3 Oktober lalu, PT Bali Turtle Island Development (BTID) selaku pengembang dan pengelola KEK Kura Kura Bali menggelar forum sosialisasi pembangunan Marina Internasional bersama para pemangku kepentingan. Kegiatan ini dihadiri oleh perwakilan dari Distrik Navigasi (Disnav) Benoa, Komandan Pangkalan Angkatan Laut (Danlanal), Camat Denpasar Selatan, KSOP Benoa KBPP, Administrator KEK Provinsi Bali, Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Provinsi Bali, DPMPTSP Provinsi Bali, Satpol PP Provinsi Bali, Majelis Desa Adat (MDA) Kota Denpasar, Kepolisian Perairan dan Udara (Polairud), Polda Bali, Kanit Intel Polsek Denpasar Selatan, Babinsa, Bendesa Adat Serangan beserta prajuru, kelompok nelayan, dan petani rumput laut. 

Forum ini menjadi ajang penyampaian rencana kerja sekaligus wadah menampung aspirasi dan masukan masyarakat serta otoritas terkait, agar pembangunan berjalan transparan, inklusif, dan berkelanjutan. Kepala Komunikasi BTID, Zefri Alfaruqy, menyebut proyek marina kini memasuki tahap penting berupa pembangunan infrastruktur bawah laut setelah melewati proses koordinasi dan perencanaan yang matang untuk memastikan faktor keamanan dan keselamatan terpenuhi.

“Dalam setiap tahap pembangunan, kami selalu berkoordinasi dengan masyarakat sekitar dan para pemangku kepentingan. Hal ini untuk memastikan semua proses berjalan terbuka dan tidak menimbulkan dampak negatif bagi pihak mana pun,” ujar Zefri.

Ia menambahkan bahwa percepatan proyek ini merupakan tindak lanjut dari arahan Dewan Nasional Kawasan Ekonomi Khusus (Denas KEK) pada awal tahun 2025. Menurutnya, pembangunan marina menjadi bagian dari implementasi Peta Jalan Ekonomi Kerthi Bali, yang menekankan pengembangan ekonomi melalui pariwisata berkualitas, industri kreatif, dan pembangunan infrastruktur yang ramah lingkungan.

Dukungan terhadap pembangunan ini datang dari berbagai pihak. I Nyoman Gede Pariatha, Jro Bendesa Serangan, menyampaikan apresiasinya terhadap keterbukaan informasi yang diberikan BTID.

“Informasi ini penting untuk diteruskan ke masyarakat. Dengan pemahaman yang baik, semua pihak dapat melihat bahwa pembangunan marina dilakukan demi kemajuan bersama,” ujarnya.

Sementara itu, Ketut Aries Nakula dari Disnav Benoa menilai sosialisasi ini sangat positif.

“Sosialisasi seperti ini penting agar masyarakat terdampak mengetahui rencana pembangunan. Kami dari Disnav siap mendukung penuh proyek ini,” katanya.

Kini, KEK Kura Kura Bali tengah bertransformasi menjadi pusat ekonomi baru di Bali Selatan, seiring dengan pembangunan proyek-proyek strategis seperti The Grand Outlet Bali (GOB), hotel dan vila residen, serta pengembangan sektor pendidikan melalui UID Bali Campus dan ACS Bali yang telah menerima murid baru. Untuk menjaga keselamatan selama konstruksi, BTID akan memasang hoarding proyek di sebagian besar area terdampak, tanpa mengganggu akses menuju pura-pura di dalam kawasan untuk kegiatan keagamaan dan upacara adat.

Di area laguna, BTID juga memasang silt protector — tirai pengaman sementara di laut untuk menahan kekeruhan air (turbidity) selama pembangunan berlangsung. Langkah ini dilakukan demi menjaga kualitas perairan dan ekosistem laut, sekaligus memastikan kegiatan nelayan dan masyarakat tetap berjalan lancar.

Dengan mengusung filosofi Tri Hita Karana, KEK Kura Kura Bali berupaya menjaga harmoni antara manusia, alam, dan spiritualitas. Kolaborasi antara pemerintah, masyarakat, dan swasta diharapkan mampu mewujudkan visi pariwisata Indonesia yang naik kelas — pariwisata yang berkualitas, menjaga lingkungan, dan memberi manfaat nyata bagi masyarakat lokal.

KEK Kura Kura Bali sendiri ditetapkan oleh Pemerintah Indonesia pada April 2023 sebagai Kawasan Ekonomi Khusus untuk Pariwisata Berkualitas dan Industri Kreatif dengan luas mencapai 498 hektare. Dikelola oleh PT Bali Turtle Island Development (BTID), kawasan ini mengusung konsep “Bali Modern”, yang memadukan warisan budaya dan inovasi masa depan.

Kura Kura Bali bukan hanya proyek pembangunan fisik, tetapi juga simbol perubahan arah pariwisata Bali menuju destinasi berkelanjutan berbasis budaya dan kreativitas. Dengan semangat Bali Modern, kawasan ini dirancang untuk menjadi tempat di mana budaya dan modernitas hidup berdampingan, menciptakan peluang bagi generasi baru untuk berinovasi, belajar, dan hidup selaras dengan alam.

Melalui percepatan pembangunan marina dan infrastruktur lainnya, Kura Kura Bali diharapkan menjadi gerbang baru Bali menuju era pariwisata maritim dunia – sebuah destinasi yang tidak hanya indah dan megah, tetapi juga cerdas, berkelanjutan, dan memberi nilai bagi komunitas lokal maupun global. (Tim)