FKIK Unwar dan RSU Bali Jimbaran Berkolaborasi Tingkatkan Kompetensi Medis Lewat Pelatihan PPI dan Resusitasi Bayi

FKIK Unwar dan RSU Bali Jimbaran Berkolaborasi Tingkatkan Kompetensi Medis Lewat Pelatihan PPI dan Resusitasi Bayi
Suasana pelatihan di ruang diklat RSU Bali Jimbaran.

JIMBARAN – RSU Bali Jimbaran kembali menunjukkan komitmennya dalam meningkatkan mutu pelayanan kesehatan melalui kegiatan pelatihan terpadu yang digelar pada Jumat, 7 November 2025. 

Kegiatan ini merupakan hasil kolaborasi antara Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan (FKIK) Universitas Warmadewa dengan RSU Bali Jimbaran, dengan fokus pada dua topik penting: Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI) serta Resusitasi Neonatus.

Pelatihan yang berlangsung di ruang diklat rumah sakit tersebut menjadi bagian dari program Pengabdian kepada Masyarakat (PKM) FKIK Unwar. Sebanyak 20 tenaga medis dari berbagai unit—mulai dari perawat UGD, perawat rawat inap, NICU, dokter jaga, hingga petugas laboratorium—mengikuti kegiatan ini dengan antusias.

Sesi pertama diisi oleh dr Marta Setiabudy, M.Biomed., Sp.MK, yang menekankan bahwa penerapan prinsip PPI bukan sekadar kewajiban administratif, melainkan budaya keselamatan pasien. Ia menjelaskan bahwa PPI memiliki dasar hukum kuat melalui Permenkes No. 27 Tahun 2017 yang mewajibkan seluruh fasilitas pelayanan kesehatan menerapkan standar pencegahan infeksi.

“Disiplin terhadap kewaspadaan standar seperti kebersihan tangan, penggunaan alat pelindung diri yang tepat, serta kepatuhan terhadap prosedur sterilisasi merupakan benteng pertama kita. Jika lalai, risiko penularan infeksi dapat meningkat berkali lipat,” tegas dr Marta.

Ia juga menambahkan bahwa kepatuhan terhadap PPI berdampak luas, mulai dari perlindungan pasien dan tenaga medis, penurunan infeksi nosokomial, hingga peningkatan kepercayaan publik terhadap mutu layanan kesehatan. Implementasi PPI yang baik turut mendukung akreditasi rumah sakit, efisiensi biaya layanan, serta peningkatan citra institusi.

Sesi berikutnya dipandu oleh dr Putu Ayunda Trisnia, Sp.A, yang membawakan materi Resusitasi Neonatus. Peserta diberikan pelatihan mengenai cara mengenali tanda-tanda bayi mengalami asfiksia serta langkah penanganan awal yang tepat. Menurutnya, keterampilan resusitasi yang baik sangat penting karena kegawatdaruratan pada bayi baru lahir dapat terjadi kapan saja dan membutuhkan respons cepat.

“Detik pertama kehidupan sangat menentukan. Tindakan yang cepat dan tepat dapat menyelamatkan nyawa bayi dan mencegah kecacatan jangka panjang,” ujar dr Ayunda.

Pelatihan kemudian dilanjutkan dengan diskusi interaktif antara peserta dan pemateri. Kegiatan ini diharapkan menjadi langkah berkelanjutan dalam meningkatkan kompetensi tenaga medis sekaligus memperkuat kualitas layanan kesehatan di RSU Bali Jimbaran. (Tim)