Perjalanan Pasar Modal dan Bursa Efek Indonesia dari Masa ke Masa

Perjalanan Pasar Modal dan Bursa Efek Indonesia  dari Masa ke Masa

Oleh: I Wayan Darmika Esa Krissayoga

Jika mendengar istilah Pasar Modal, mungkin yang pertama kali terlintas di pikiran adalah kapital dengan jumlah besar, perusahaan-perusahaan emiten, atau tentu saja Bursa Efek Indonesia sebagai badan pengawas sekaligus penyelenggara kegiatan transaksi jual-beli instrumen-instrumen pasar modal baik itu saham, surat obligasi, dan surat berharga lainnya kepada publik. Keberadaan pasar modal di dunia terutama di Indonesia sangat erat kaitannya dengan pembangunan dan pemerataan perekonomian suatu negara.

Perdagangan bursa atau yang belakangan tengah populer di kalangan anak muda yaitu investasi saham sebagai sarana yang mulai dilirik oleh kaum milenial karena keuntungan yang dijanjikan serta kemudahan dalam menambah pundi-pundi aset dalam jangka waktu tertentu, ala Warren Buffett yang dinobatkan sebagai bapak investasi dunia dan menjadi salah satu orang terkaya di dunia karena aset investasinya yang mencapai miliyaran US Dolar. Sebagai calon investor, mengetahui pengertian dan sejarah pasar modal adalah sesuatu yang dapat melengkapi rasa keingintahuan dan kecintaan terhadap dunia bisnis.  

Pasar modal adalah kegiatan dalam melakukan transaksi jual beli surat berharga atau efek antara penjual dan pembeli atau biasanya dilakukan oleh investor dan perusahaan emiten serta pelaku pasar modal lainnya. Sementara itu, tempat yang dijadikan sebagai pasar modal adalah Bursa Efek Indonesia (BEI). Selanjutnya kita akan membahas mengenai sejarah pertama kali ditemukannya pasar modal di dunia dan di Indonesia serta melihat perkembangan Bursa Efek Indonesia (BEI) atau juga dikenal dengan Indonesia Stock Exchange (IDX) dari masa ke masa.

 

Sejarah Pasar Modal di Dunia

Menurut sejarah, pasar modal di dunia dimulai di Negara Perancis pada abad ke-12. Kemudian pada awal abad ke-13 di Belgia, tepatnya di daerah Burges, ibu kota dan kota terbesar di provinsi Flanders Barat di wilayah Flemish juga mulai melakukan perdagangan komoditas. Kemudian pada pertengahan abad ke-13, bankir di Venesia, Italia mulai memperdagangkan sekuritas milik pemerintah secara diam-diam untuk menurunkan harga dana pemerintah. Kemudian kegiatan ini mulai diikuti oleh bankir di Pisa, Verona, Genoa, dan Frorence selama abad ke-14.

Perusahaan-perusahaan Italia menjadi yang pertama kali menerbitkan saham di bursa yang kemudian diikuti oleh perusahaan-perusahaan lain di negara-negara eropa lainnnya seperti Inggris dan negara-negara pesisir barat laut Eropa. Perkembangan jual beli efek baik komoditas atau surat berharga terus meningkat seiring berjalannya waktu di berbagai negara Eropa, termasuk Belanda yang pada abad ke-15 melakukan penjajahan ke wilayah Hindia Belanda.

 

Sejarah Pasar Modal di Indonesia

Singkat cerita, pasar modal di Indonesia diawali sejak masa penjajahan kolonial VOC Belanda. Pada tanggal 14 Desember 1912 di Batavia (saat ini menjadi Jakarta), Pemerintah Hindia Belanda mendirikan Vereniging voor de Effectenhandel atau Asosiasi Perdagangan Efek untuk mendukung kegiatan jual beli komoditas saham dan obligasi.  Sayangnya, bursa efek tersebut harus ditutup di tahun 1914 hingga tahun 1918 akibat dari munculnya Perang Dunia I.

Pada tahun 1925 – 1942 bursa efek di Jakarta dibuka kembali diikuti dengan dibukanya bursa efek di Surabaya pada 11 Januari 1925 dan bursa efek di kota Semarang pada tanggal 1 Agustus 1925. Kemudian, Pecahnya Perang Dunia II memunculkan gejolak ekonomi yang cukup mengkhawatirkan dan berdampak buruk bagi kegiatan pasar modal. Hal itu menyebabkan ditutupnya pasar modal Surabaya dan Semarang di tahun 1939. Kekhawatiran tersebut masih berlangsung dan semakin memburuk menyebabkan ditutupnya bursa efek di Jakarta selama 12 tahun dari tanggal 10 Mei 1940 hingga akhirnya tanggal 3 Juni 1952 pasar modal Jakarta dibuka kembali.

 

Peresmian Bursa Efek Jakarta (BEJ)

Masa transisi dari pemerintahan Belanda ke pemerintahan Indonesia masih memunculkan banyak masalah. Program nasionalisasi perusahaan-perusahaan asing di tahun 1956 serta tingginya inflasi yang terjadi pada orde baru membuat khawatir investor di pasar modal sehingga bursa efek Indonesia harus ditutup.

Hingga pada tanggal 10 Agustus 1977 Presiden Soeharto kembali meresmikan Bursa Efek Jakarta (BEJ) di bawah pengawasan BAPEPAM (Badan Pelaksana Pasar Modal). PT Semen Cibinong menjadi emiten perusahaan swasta pertama yang tercatat melakukan go public setelah sebelumnya PT Danareksa sebagai perusahaan BUMN pertama yang lebih dahulu melakukan go public.

Diresmikannya BEJ tak serta merta membuat aktivitas perdagangan efek di Tanah Air bergairah. Perdagangan di BEJ sempat lesu selama bertahun-tahun. Jumlah emiten hingga 1987 baru mencapai 24 lantaran masyarakat lebih memilih instrumen investasi perbankan.

Aktivitas pasar modal di Indonesia mulai bergairah setelah dikeluarkannya paket deregulasi di bidang Perbankan dan Pasar Modal diluncurkan. Paket deregulasi yang dimaksud adalah Paket Desember 1987 (PAKDES 87) yang memberikan kemudahan bagi perusahaan untuk melakukan Penawaran Umum dan investor asing untuk menanamkan modal di Indonesia.

Pada 1988, pemerintah mengeluarkan Paket Desember 88 (PAKDES 88) yang memberikan kemudahan perusahaan untuk go public dan beberapa kebijakan lain yang positif bagi pertumbuhan pasar modal. Pada tahun yang sama, Bursa Paralel Indonesia (BPI) mulai beroperasi dan dikelola oleh Persatuan Perdagangan Uang dan Efek (PPUE), sedangkan organisasinya terdiri dari broker dan dealer.

 

Bursa Efek Surabaya (BES) Mulai Beroperasi

Setahun kemudian, Bursa Efek Surabaya (BES) mulai beroperasi dan dikelola oleh perusahaan swasta yaitu PT. Bursa Efek Surabaya. Tiga tahun kemudian, tepatnya 13 Juli 1992 pengelolaan Bursa Efek Jakarta (BEJ) juga ikut diswastanisasi. Tanggal tersebut juga menandai perubahan BAPEPAM menjadi Badan Pengawas Pasar Modal.

Pasar modal di Indonesia terus berkembang pesat pada pertengahan 1990-an. Setelah swastanisasi BEJ, didirikan PT. Pemeringkat Efek Indonesia (PEFINDO) pada 21 Desember 1993 untuk menyediakan informasi peringkat atas risiko efek yang objektif, independen, dan dapat dipertanggungjawabkan.

Tonggak sejarah ditancapkan pada 22 Mei 1995, Sistem Otomasi perdagangan di BEJ dilaksanakan dengan sistem komputer JATS (Jakarta Automated Trading Systems). Dilanjutkan dengan diterbitkannya Undang –Undang No. 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal pada 10 November 1995 yang mulai berlaku pada tahun 1996. Di tahun yang sama, Bursa Paralel Indonesia merger dengan Bursa Efek Surabaya.

Pascakrisis 1998, pasar modal di Indonesia baru mulai menggeliat di awal dekade 2000-an atau dua tahun setelah krisis. Pada 21 Juli 2000, sistem Perdagangan Tanpa Warkat (scripless trading) mulai diaplikasikan di pasar modal Indonesia. Diikuti dengan aplikasikan sistem perdagangan jarak jauh (remote trading) oleh Bursa Efek Jakarta pada 2002.

 

Penggabungan Bursa Efek Jakarta (BEJ) dan Bursa Efek Surabaya (BES)

Kemudian pada 30 November 2007, dilakukan penggabungan Bursa Efek Surabaya (BES) ke Bursa Efek Jakarta (BEJ) dan berubah nama menjadi Bursa Efek Indonesia (BEI) atau juga dikenal sebagai Indonesia Stock Exchange (IDX). Diikuti oleh peluncuran Sistem Perdagangan Baru PT Bursa Efek Indonesia: JATS-NextG pada 2009 dan pembentukan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada 16 Juli 2012 untuk menggantikan BAPEPAM sebagai badan pengawas pelaksanaan kegiatan transaksi di bursa dan hal-hal yang berkaitan dengan keuangan di Indonesia.

 

Suasana di Bursa Efek Jakarta pada 2007 (Sumber gambar: Antara /Jefri Aries)

Hingga saat ini Bursa Efek masih tetap beroperasi dan berkantor pusat di di Tower 1, Lantai 4. Jl. Jend. Sudirman Kav. 52-53, Jakarta. Meskipun kegiatan transaksi pergadangan bursa saat ini dilakukan secara digital dan menggunakan sistem yang telah terotomatisasi, Bursa Efek Jakarta tetap menyediakan pelayanan yang berkaitan dengan perdaganagn bursasecara langsung. Selain itu di terdapat berbagai kantor perwakilan Bursa Efek Indonesia di berbagai provinsi di Indonesia.

 

Gedung Bursa Efek Indonesia saat ini (Sumber gambar: Bursa Efek Indonesia)

Untuk melihat perjalanan dan milestone Bursa Efek Indonesia dari masa ke masa yang didapat langsung dari sumbernya yaitu halaman website Bursa Efek itu sendiri, dapat dilihat pada infografik di bawah:

Jadi, itulah sejarah pasar modal di dunia dan di Indonesia serta perjalanan Bursa Efek Indonesia sejak pertama kali ditemukan pada masa kolonial Belanda hingga saat ini. Bagi para pegiat investasi tentunya mengetahui sejarah ditemukannya pasar modal ini dapat menjadi suatu kepuasan tersendiri sebelum belajar dan menyelami dunia pasar modal untuk mempersiapkan segi finansial. Untuk mencapai suatu kebebasan finansial, selain melalui gaji atau pendapatan utama, seorang individu tak dapat lepas dari aset investasi baik dalam bentuk saham, obligasi, dan surat berharga lainnya selain sebagai sumber dividen juga sebagai komoditas yang dapat diperjual belikan untuk mendapatkan keuntungan, kapan pun dan di mana pun, apa lagi di era teknologi seperti sekarang ini.