Tasyakuran Bung Karno di Bali, PCTA Ungkap Sejarah yang Selama Ini Keliru!

Tasyakuran Bung Karno di Bali, PCTA Ungkap Sejarah yang Selama Ini Keliru!
DPD PCTA Indonesia Provinsi Bali serahkan buku titipan Jati Diri Bangsa dan Mencari Telur Garuda kepada I Made Richy Ardhana Yasa untuk diserahkan kepada Sugeng Pramono.

DENPASAR - Organisasi Persaudaraan Cinta Tanah Air (PCTA) Indonesia adakan acara Tasyakuran Kelahiran Bung Karno (Ir. Soekarno) 06 Juni 1902 - 06 Juni 2025, di Sekretariat DPD PCTA Indonesia Bali JI. Kapten Sujana No.28 Denpasar Bali, pada Jumat 6 Juni 2025.

Acara yang dihadiri sebagian kecil keluarga besar PCTA Bali berjalan dengan khidmat, yang mengambil agenda pokok Do'a bersama untuk leluhur dan pejuang Bangsa yang telah gugur, khususnya Bung Karno serta untuk mendo'akan Keselamatan Bangsa dan NKRI. 

Rangkaian acara dilanjutkan dengan diskusi kebangsaan dengan materi penguatan Dasar-dasar Pokok Usulan 17 Agustus Kemerdekaan Bangsa dan 18 Agustus Berdirinya NKRI dan Kajian Kelahiran Soekarno di Ploso Jombang, dilanjutkan dengan penyerahan Buku Jati Diri Bangsa dan Mencari Telur Garuda oleh Ketua DPD PCTA Indonesia Provinsi Bali kepada I Made Richy Ardhana Yasa (Ray) mewakili Sugeng Pramono Tokoh Pariwisata Bali dan sebagai Penggiat Cinta Tanah Air.

Penyerahan tersebut dilakukan langsung oleh Bakhori Muslim, S.E., selaku ketua DPD PCTA Indonesia Provinsi Bali. 

"Salam berkat Allah yang maha kuasa, kami mengadakan syukuran kecil atas kelahiran Bung Karno, dan keinginan kami juga agar dapat meluruskan sejarah yang kurang tepat, " Ungkapnya.  

PCTA Indonesia telah melakukan riset mendalam dan mencari jejak, bukti otentik terhadap kebenaran kelahiran Bung Karno yakni di tanggal 6 Juni 1902 bukan seperti yang beredar selama ini yaitu 6 Juni 1901.

Ia berharap syukuran ini menjadi langkah awal bagi pengungkapan - pengungkapan sejarah Bangsa Indonesia yang lebih tepat, terbukti dan terukur jelas sesuai dengan fakta - fakta yang ada, agar tidak terjadi kesesatan dalam sejarah Bangsa Indonesia. 

Sikap ini juga diaminin oleh Agus Iswahyudi, S.E., selaku Sekretaris DPD PCTA INDONESIA Provinsi Bali. Saat Rakernas lalu bertemu dengan bupati Jombang sudah disepakati bersama untuk mengangkat ini, untuk menandatangi kesepakatan dengan fakta fakta sejarah yang ada. 

Dikatakannya sudah beberapa tempat menjadi cagar budaya, jejak yang ditelusuri selama ini menemukan banyak fakta - fakta dari masa kecil Bung Karno, tempat - tempat bersejarah tersebut diharapkan dapat menjadi cagar budaya agar tetap bisa lestari. 

Kemudian pembahasan berlanjut kepada frasa Kemerdekaan, yang ditulis biasanya dengan, 

*17 Agustus 1945 Dirgahayu Kemerdekaan RI*

Ini dikatakannya tidak tepat, yang secara langsung mengatakan bahwa NKRI ini pernah dijajah, padahal kenyataannya sejak berdirinya 18 Agustus 1945 belum pernah di jajah, yang sebenarnya di jajah selama 350 tahun adalah Bangsa Indonesia, sehingga pernyataan yang tepat adalah 17 Agustus 1945 adalah Kemerdekaan Bangsa Indonesia. 

"kalau hal ini tidak digunakan/dipahami maka dapat diartikan bangsa ini belum merdeka dan 18 Agustus 1945 adalah Berdirinya NKRI, " Ungkapnya. 

Sejauh ini masih banyak anggota masyarakat Indonesia yang belum memahami kronologi perjuangan bangsa Indonesia sampai tercapainya kemerdekaannya. Mereka mencampuradukkan makna Kemerdekaan Bangsa Indonesia dengan Kemerdekaan Republik Indonesia. 

Perkembangan sejarah bangsa Indonesia perlu diluruskan khususnya yang terkait dengan penggunaan istilah Kemerdekaan Bangsa Indonesia. Mereka tidak sadar bahwa dengan menyebut *HUT RI sama dengan merendahkan martabat bangsa dan negaranya sendiri. 

Mereka memperingati *Nikmat Kemerdekaan Bangsa Indonesia pada tanggal 17 Agustus setiap tahunnya, tetapi mereka menyebut peringatan itu dengan menyebut Hari Ulang Tahun Republik Indonesia. 

" Padahal itu keliru"

Acara tersebut dilanjutkan dengan potong tumpeng dan makan malam bersama. (Ray)