Lima Perang Paling Mengerikan Sepanjang Sejarah

Sejarah mencatat 5 perang berikut paling mengerikan karena memakan korban sangat banyak.

Lima Perang Paling Mengerikan Sepanjang Sejarah
Sumber : The Phantom Horseman (https://unsplash.com/photos/5EUh-tq31eA)

Oleh: I Gusti Agung Arimantara

Sepanjang sejarah dunia, berbagai perang telah terjadi di beberapa belahan dunia. Perang tersebut lahir sebagai konsekunsi atas beberapa isu, seperti perbedaan agama, sengketa, wilayah, politik, ataupun perbedaan etnis. Sementara perang ini dipicu oleh berbagai sebab, seluruhnya perang tersebut memiliki dampak yang sama, yaitu kematian dan kehancuran. Petaka perang akan selalu menjadi sejarah tragedi umat manusia. Hingga saat ini, sejarah telah mencatat beberapa perang terbesar yang diperkirakan memakan korban hingga jutaan jiwa. Angka kematian tersebut bisa saja lebih tinggi dan hampir mustahil untuk menentukan angka pastinya. Statistik tidak dapat sepenuhnya mencerminkan kehancuran dan penderitaan perang, namun mampu menggambarkan bagaimana umat manusia telah begitu rentan terhadap gelombang kekerasan selama berabad-abad.

Berikut adalah lima perang paling mengerikan yang pernah ada di dunia:

Perang Dunia I

Sumber : Damaged City of Lille (https://unsplash.com/photos/CzsHs8A87Y0)

Perang Dunia I merupakan perang global yang berpusat di Eropa dan terjadi pada tanggal 28 Juli 1914. Konflik darat, udara, dan laut yang terjadi telah menewaskan lebih dari 8 juta personel militer dan diperkirakan 6,6 juta warga sipil tewas, bahkan lebih banyak lagi orang yang diperkirakan hilang atau terluka. Penyebab utamanya adalah konflik antara dua aliansi, yaitu pihak sekutu (berdasarkan Entente Tiga yang terdiri atas Britania Raya, Prancis dan Rusia) dan pihak blok sentral (terpusat pada Aliansi Tiga yang terdiri dari Jerman, Austria-Hingaria, dan Italia). Ketegangan antara dua aliansi tersebut dipicu atas terbunuhnya Archduke Franz Ferdinand, pewaris takhta Austria-Hongaria oleh seorang nasionalis Serbia Bosnia. Konflik kemudian meluas secara global, mempengaruhi koloni dan negara-negara lainnya. Perang tersebut  secara resmi berakhir pada 11 November 1918 dengan kekalahan militer Jerman. Pada saat itu, pandemi influenza mewabah dan menginfeksi sepertiga dari populasi global. Revolusi kemudian muncul di Jerman, Rusia, dan negara-negara lain, serta sebagian besar Eropa hancur. Kecemasan yang melelahkan dan efek samping dari keracunan gas kemudian telah merenggut ribuan nyawa lainnya.

Penaklukan Dinasti Ming oleh Qing

Sumber : Qing Town (weaponsandwarfare.com/2019/05/04/battle-of-shanhaiguan)

Penaklukan ini merupakan perang selama puluhan tahun yang berlangsung dari tahun 1618 hingga 1683. Perang ini secara utama dipicu oleh pertikaian antara Dinasti Qing (didirikan oleh klan Manchu) melawan Dinasti Ming di Tiongkok. Bermula dari serangkaian keluhan yang dikenal sebagai "Tujuh Kebencian Besar" pada tahun 1618 yang menyebutkan masalah sosial dan politik utama yang tengah dihadapi China kala itu, kelompok pemberontak bersama kelompok petani melakukan perlawanan terhadap Dinasti Ming yang saat itu berkuasa untuk mencapai reformasi. Berlangsung selama hampir 70 tahun, kota demi kota jatuh ke tangan pemberontak. Kelompok pemberontak bersatu untuk membentuk Dinasti Qing pada tahun 1644 dengan mengangkat Hong Taiji sebagai kaisar pertama mereka. Namun, kemenangan tidak tercapai sampai hampir 40 tahun kemudian. Simpatisan Ming terus berkembang di selatan dan menyebabkan pertempuran brutal selama beberapa dekade. Korban jiwa secara keseluruhan sulit dipastikan karena begitu besarnya pergolakan sosial, politik, dan ekonomi yang diciptakan. Meskipun begitu, hampir 25 juta orang diperkirakan tewas akibat perang ini dan jutaan orang lainnya diperkirakan terluka akibat pertempuran yang tak terhitung jumlahnya.

Perang Sino-Jepang II

Sumber : Mukden Incident (www.britannica.com/event/Second-Sino-Japanese-War)

Perang ini merupakan konflik antara Republik Cina dan Kekaisaran Jepang yang berlangsung pada Juli 1937 hingga September 1945, sebelum dan selama Perang Dunia II. Perang ini dianggap sebagai salah satu konflik paling kejam dalam sejarah manusia ketika pasukan Jepang memperkosa, menjarah, dan membunuh banyak warga sipil dan personel militer Tiongkok dalam upaya untuk meraih kemenangan. Konflik dimulai sebagai akibat dari upaya Kekaisaran Jepang dalam memperluas kekuasaan dan dominasinya hingga ke jantung Asia, di mana sumber daya, tenaga kerja, dan makanan begitu berlimpah. Insiden di dekat Jembatan Marco Polo di Wanping menandai perang besar antara kedua negara tersebut. Cina berperang dengan gagah berani melawan Jepang sejak tahun 1937 hingga 1941. Dari perseteruan ini, Jepang memperoleh kemenangan sementara dan menduduki sebagian wilayah China dari tahun 1931 sampai pada akhirnya menyerah tanpa syarat pada tahun 1945. Hampir 29 juta orang diperkirakan tewas dalam perang ini.

Pemberontakan An Lushan

Sumber : Emperor Ming-huang's journey to Szechwan by Li Chao-tao (National Palace Museum)

Pemberontakan An Lushan terjadi di Tiongkok selama era Dinasti Tang pada 16 Desember 755 hingga 17 Februari 763. Pemberontakan ini berawal dari pernyataan Jenderal favorit Kaisar Xuanzong, An Lushan, yang mengakui dirinya sebagai kaisar dan menamai dinastinya dengan Yan. Pada tahun 756, Xuanzong terpaksa melarikan diri dan turun tahta. Meskipun begitu, kemenangan Dinasti Yan tidak berlangsung lama karena pada Januari 757, An Lushan di bunuh oleh putranya sendiri, An Qingxu. An Qingxu sendiri kemudian dibunuh oleh Jenderal Shi Shiming, yang kemudian dibunuh oleh putranya sendiri, Shin Chaoyi untuk menjadi kaisar. Selama periode yang tidak stabil ini, Tang kembali bersatu dan memperkuat diri melawan pemberontak. Pada tahun 763, Yan berhasil dikalahkan. Kaisar Yan kemudian bunuh diri untuk menghindari penangkapan sehingga mengakhhiri pemberontakan. Perbandingan sensus dari sebelum dan sesudah pemberontakan menunjukkan penurunan populasi yang dramatis di sebagian besar wilayah China. Para ahli memperkirakan sebanyak 13-36 juta orang tewas akibat perang ini.

Perang Dunia II

Sumber : 77 Squadron in the Air (https://unsplash.com/photos/oyGmigXV030)

Perang dunia II merupakan konflik global besar-besaran yang berlangsung dari tahun 1939 hingga 1945 yang melibatkan hampir semua negara di dunia. Perang ini disebabkan oleh adanya konflik ideologi di negara-negara Eropa Timur Tengah, Amerika, dan Asia. Terbagi menjadi dua kubu terpisah, yaitu kubu poros (Jerman, Jepang, dan Italia) dan blok sekutu (terdiri dari Inggris, Perancis, Uni Soviet, China, dan Amerika Serikat), kedua aliansi militer tersebut terlibat dalam perang yang berlangsung selama hampir enam tahun. Perang ini ditandai dengan sejumlah peristiwa besar yang melibatkan kematian massal warga sipil, seperti Holocaust (genosida terhadap kira-kira enam juta penganut Yahudi Eropa), serta pemakaian senjata nuklir dalam peperangan. Perang ini diperkirakan telah memakan korban sebanyak 50-70 juta jiwa. Jumlah kematian yang sangat besar ini menjadikan Perang Dunia II sebagai perang yang paling mematikan  sepanjang sejarah umat manusia.

Setiap perang adalah kegagalan umat manusia dalam mempertahankan keharmonisan. Konflik yang berakar dari perbedaan etnis, perbedaan agama, dan ideologi politik sering kali menjadi sumber kebencian yang secara tak terelakkan menimbulkan hausnya kekuasaan, menciptakan perang sebagai pilihan terakhir. Jika sejarah perang sekali lagi terulang di tengah pesatnya perkembangan teknologi saat ini, dengan pengembangan nuklir dan senjata pemusnahan massal yang ada, kematian dan kehancuran terbesar dalam peradaban akan tercipta. Sejarah telah mencatat perang sebagai pengalaman mengerikan bagi umat manusia di dunia. Apakah kita sudah benar-benar belajar dari sejarah?