Legenda Taft Kebo Daihatsu, dari Mobil Perkasa Menjadi Barang Kolektor Idaman
26 April 2025
DENPASAR — Nama Taft Kebo tak pernah lekang dari ingatan para pecinta otomotif tanah air. Diluncurkan pertama kali oleh Daihatsu pada akhir 1970-an, mobil jip berbadan tambun ini langsung mengukuhkan reputasinya sebagai kendaraan tangguh untuk menaklukkan medan berat, dari perbukitan hingga pedalaman Nusantara.
Taft Kebo — julukan yang diberikan karena bentuknya yang kekar layaknya kerbau, secara resmi dikenal sebagai Daihatsu Taft F50. Menggendong mesin diesel 2.5 DG yang sederhana namun kuat, Taft Kebo dikenal karena keandalannya, kemudahan perawatan, dan daya tahannya yang luar biasa. Ia banyak dipakai di perkebunan, proyek-proyek di pelosok, bahkan sering menjadi armada andalan militer dan instansi pemerintah di era 80-an.
Seiring perkembangan zaman, Daihatsu Taft berevolusi dalam beberapa generasi. Namun, sosok "Kebo" yang klasik itu tetap membekas di hati para penggemar otomotif. Kini, di tengah gelombang tren mobil klasik dan restorasi, Taft Kebo justru bangkit sebagai barang kolektor yang banyak diburu.
Tak sedikit penggemar yang rela menghabiskan waktu dan biaya untuk merestorasi Taft Kebo ke kondisi terbaik — bahkan mempertahankan detail orisinal seperti velg besi, lampu bulat khas, hingga interior sederhana tanpa embel-embel elektronik modern. Komunitas-komunitas seperti Taft Diesel Indonesia dan Taft Hunter Community menjadi wadah berbagi cerita, suku cadang langka, hingga tips restorasi di berbagai kota.
"Taft Kebo itu bukan cuma mobil, dia bagian dari sejarah hidup kami," ujar Andi Pratama, ketua komunitas Taft Indonesia Chapter Jakarta. "Ada kenangan masa kecil, kenangan keluarga, dan nilai perjuangan di baliknya."
Harga unit Taft Kebo yang terawat kini bisa menembus puluhan hingga ratusan juta rupiah, tergantung kondisi dan keasliannya. Menjadikannya tidak sekadar kendaraan, tetapi juga investasi berjiwa nostalgia.
Daihatsu Taft Kebo memang telah menempuh perjalanan panjang, dari medan berat ke garasi kolektor. Namun, di balik bodi kotaknya yang legendaris, ia tetap mengajarkan satu hal: ketangguhan sejati tak lekang oleh waktu. (Ray)
