Tendangan Maut Pelatih Silat, Remaja Boyolali Tewas dengan Usus Berdarah

Tendangan Maut Pelatih Silat, Remaja Boyolali Tewas dengan Usus Berdarah
Almarhum kena tendangan telak guru silat yang tidak mengerti artinya latihan dan sungguhan.

DENPASAR - Muhamad Prana Saputra (17), remaja asal Karanggede, Boyolali, meregang nyawa setelah menerima tendangan keras dari pelatih silat dalam sesi latihan. Insiden tragis ini terjadi saat Prana mengikuti latihan di bawah naungan Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT) Cabang Boyolali Pusat Madiun atau PSHT 17. Tendangan pelatih mengenai bagian vital tubuh Prana, yaitu ulu hati, bukan hanya sekali, melainkan dua kali berturut-turut.

Meski sudah menunjukkan tanda kesakitan dan memegangi perutnya, kekerasan tak berhenti. Seorang pelatih lainnya justru kembali menendang Prana saat ia dalam kondisi lemah. Tak kuat menahan rasa sakit, tubuh remaja itu ambruk dan tak sadarkan diri di tempat latihan. Kejadian itu membuat para saksi mata terguncang, namun tak banyak yang bisa dilakukan saat itu untuk menyelamatkannya.

Hasil pemeriksaan medis menunjukkan kondisi mengenaskan. Usus besar dan usus halus Prana mengalami pendarahan hebat. Luka juga ditemukan di bagian dada, memperparah kondisi tubuhnya yang saat itu sudah kritis. Luka-luka dalam itu berdampak fatal terhadap fungsi organ vitalnya.

Tim medis mengungkapkan bahwa pendarahan internal membuat pasokan oksigen ke paru-paru Prana terhenti. Hal inilah yang menyebabkan ia akhirnya meninggal dunia. Upaya penyelamatan nyawa sudah terlambat karena kerusakan organ yang terlalu parah akibat kekerasan fisik yang diterimanya.

Keluarga korban dan masyarakat Karanggede kini menuntut keadilan. Mereka mempertanyakan prosedur latihan dan pengawasan dalam kegiatan bela diri tersebut. Kekerasan yang berujung pada kematian ini menimbulkan kekhawatiran mendalam tentang budaya kekerasan dalam pelatihan fisik yang semestinya menjunjung sportivitas dan keselamatan peserta.

Pihak kepolisian dikabarkan sudah menerima laporan dan tengah melakukan penyelidikan. Sementara itu, PSHT Cabang Boyolali belum memberikan keterangan resmi. Insiden ini menyisakan duka mendalam dan menjadi peringatan keras akan pentingnya batas antara pelatihan disiplin dan kekerasan yang membahayakan nyawa. (Ray)