Kecoa Hibrida Dikerahkan Pertama Kali untuk Misi Penyelamatan di Gempa Myanmar

DENPASAR - Untuk pertama kalinya, teknologi kecoa hibrida canggih diterjunkan dalam operasi pencarian dan penyelamatan korban bencana alam.
Pada 30 Maret 2025 lalu, sebanyak 10 ekor kecoa hidup dikirim oleh Pasukan Pertahanan Sipil Singapura (SCDF) ke Myanmar, yang baru saja diguncang gempa dahsyat.
Pengiriman ini merupakan bagian dari misi kemanusiaan “Lion Heart” yang melibatkan tim-tim tangguh dari berbagai unit penyelamat.
Kecoa-kecoa ini bukan sembarang serangga. Mereka adalah kecoa mendesis asal Madagaskar yang telah dimodifikasi secara teknologi, dilengkapi dengan kamera inframerah mini, sensor, dan elektroda pengendali.
Dengan tubuh mungil berukuran antara 5 hingga 7,5 sentimeter, kecoa hibrida ini mampu menyusup ke celah sempit dalam reruntuhan bangunan—tempat yang tak mungkin dijangkau manusia atau robot besar.
Teknologi ini dikembangkan oleh Home Team Science and Technology Agency (HTX) bekerja sama dengan Nanyang Technological University (NTU) dan perusahaan teknologi Klass Engineering & Solutions.
Berbeda dari robot berbentuk mesin, teknologi ini menggabungkan kecerdasan buatan dengan makhluk hidup, memanfaatkan insting alami kecoa dalam menelusuri celah-celah sempit untuk misi penyelamatan yang lebih efektif.
Setiap kecoa hibrida dikendalikan dari jarak jauh, dan dapat mengirimkan data visual serta sensorik secara real-time kepada operator. Data tersebut kemudian dianalisis menggunakan algoritma pembelajaran mesin (machine learning) untuk mencari indikasi keberadaan korban selamat, seperti panas tubuh atau gerakan.
Meski awalnya dijadwalkan mulai digunakan secara aktif pada 2026, situasi darurat akibat gempa di Myanmar mempercepat peluncuran teknologi ini ke lapangan.
Dalam operasi di Myanmar, memang belum ada korban selamat yang secara langsung ditemukan oleh kecoa hibrida ini. Namun, kehadiran mereka dinilai sangat penting karena mampu menjangkau area-area yang paling terdampak dan tertutup reruntuhan berat.
Hal ini membantu tim penyelamat dalam memetakan area yang harus segera diprioritaskan untuk evakuasi. (Tim)