"Teramat Celeng", Sindiran Tajam Siswa Seni untuk Para Koruptor

DENPASAR - Di tengah derasnya kasus korupsi yang mencoreng wajah negeri, suara masyarakat mulai menggema lewat berbagai bentuk protes, termasuk lewat seni. Kali ini, kritik tajam datang dari siswa Sekolah Menengah Seni Rupa (SMSR) Jogjakarta yang mengekspresikan keresahannya melalui karya patung satir.
Dalam ajang Swarupa Ananta yang digelar pada 23–25 April 2025 di Pendhapa Art Space, sebuah patung unik berjudul “Teramat Celeng” menarik perhatian publik. Patung berwujud babi hutan itu menggambarkan figur koruptor dengan visual menyeramkan: gigi tajam, ekspresi menyeringai, dan bulu hitam legam. Karya ini menjadi kritik simbolik terhadap keserakahan para pelaku korupsi.
Dimas Hari Agung, kreator patung berukuran 60cm x 35cm x 50cm tersebut, menjelaskan bahwa sosok babi hutan dipilih karena mewakili sifat rakus dan buas yang mencerminkan tabiat koruptor. Di bawah kaki patung, terpampang nama-nama instansi yang pernah terseret kasus korupsi besar, seperti Pertamina, ASABRI, Timah, dan Kemendagri.
Dimas menegaskan bahwa korupsi adalah penyakit serius yang harus segera ditangani agar tidak semakin merusak sendi-sendi kehidupan berbangsa. Karyanya bukan sekadar tugas akhir, tetapi juga seruan moral bagi generasi muda untuk bersuara.
Inisiatif siswa SMSR ini membuktikan bahwa seni bukan hanya soal estetika, tetapi juga bisa menjadi alat perlawanan terhadap ketidakadilan sosial. (Ray)