ROBERSET’79 CUP 2025, Persahabatan dan Semangat Kemerdekaan di Lapangan Bulu Tangkis

Turnamen Antar Sahabat di Dewa Bharata Sport, Denpasar, Penuh Keringat, Canda, dan Cerita
DENPASAR – Dalam semangat memperingati Hari Kemerdekaan Republik Indonesia, turnamen bulu tangkis persahabatan bertajuk ROBERSET’79 CUP 2025 sukses digelar di lapangan Dewa Bharata Sport, Renon, Denpasar, pada Selasa, 29 Juli 2025.
Kompetisi ini bukan sekadar ajang adu teknik dan strategi di atas lapangan, melainkan juga menjadi ruang temu bagi para sahabat dan pecinta bulu tangkis lintas generasi untuk saling menyapa, tertawa, dan merayakan kebersamaan.
Sebanyak delapan pasangan pemain ikut berlaga dalam turnamen ini, dibagi ke dalam dua grup:
Grup A:
Putu Arly / Komang BL
Ghea / Puiawan
Apong / Guswid
Danan / Gery
Grup B:
Sugeng / Ajik
Jo Artha / Koko
Boediono / Gusde
Aldi / Darsa
Pertandingan berlangsung meriah dan penuh semangat. Salah satu laga paling mencuri perhatian datang dari pasangan Ghea / Pujawan yang mencatat kemenangan telak 30-12 atas Apong / Guswid. Sementara itu, Sugeng / Ajik tampil dominan di Grup B, membekuk Aldi / Darsa 30-11, dan kembali menang 30-16 atas Boediono / Gusde.
Di balik dominasi mereka, tersimpan kisah menarik. Sugeng Pramono, salah satu pemain, adalah mantan atlet PON XII yang dahulu berpasangan dengan Made Rai Subawa dan melaju hingga babak delapan besar ganda putra. Namun, langkah mereka terhenti oleh pasangan pelatnas yang kelak menjadi legenda bulu tangkis Indonesia: Rexy Mainaky dan Ricky Subagja.
“Saat itu kami kalah dari Rexy dan Ricky yang sedang naik daun. Siapa sangka kemudian mereka meraih medali emas Olimpiade 1996. Luar biasa,” kenang Rai Subawa, dikutip dari salah satu media online di Bali.
Kendati ada jejak prestasi masa lalu, suasana turnamen tetap cair dan penuh tawa. Ghea, salah satu peserta, bahkan sempat berkomentar bahwa menghadapi mantan atlet PON bukan perkara mudah. “Tekniknya masih sangat hidup,” ujarnya sembari tersenyum.
Selepas pertandingan, seluruh peserta menikmati waktu santai bersama dalam acara makan ringan. Suasana kekeluargaan begitu terasa. Tawa dan cerita bersahutan, tentang pekerjaan, anak-anak, hingga rencana liburan bersama.
Di balik ayunan raket dan shuttlecock yang melesat, tersimpan nilai yang lebih dalam, persahabatan, sportivitas, dan rasa saling mendukung. Ketika satu pemain terjatuh, yang lain tak ragu mengulurkan tangan. Saat lelah melanda, candaan ringan menghidupkan semangat kembali.
ROBERSET’79 CUP 2025 bukan sekadar turnamen. Ia adalah perayaan akan hubungan yang terjalin dari satu sesi latihan ke sesi lainnya, dari satu pertandingan ke pertandingan berikutnya. Di sinilah makna olahraga menjadi nyata, bukan tentang siapa menang, siapa kalah, tetapi tentang kebersamaan yang terus tumbuh dari waktu ke waktu. (Ray)