Puri-Puri Bali Jajaki Sinergi dengan PTDI, Dorong Terwujudnya Bandara Internasional Bali Utara

Puri-Puri Bali Jajaki Sinergi dengan PTDI, Dorong Terwujudnya Bandara Internasional Bali Utara

BANDUNG – Suasana di PT Dirgantara Indonesia (PTDI) terasa berbeda pada Selasa pagi ketika rombongan penglingsir puri dari Bali tiba bersama CEO PT BIBU Panji Sakti, Erwanto Sad Adiatmoko. Kunjungan tersebut menjadi momentum penting bagi upaya mewujudkan Bandara Internasional Bali Utara sebagai proyek kolaboratif yang menggabungkan kekuatan budaya Bali dan teknologi dirgantara nasional.

Direktur Utama PTDI, Marsekal Muda (Purn) Gita Amperiawan, menyambut langsung kedatangan para penglingsir yang tergabung dalam Paiketan Puri-Puri Se-Jebag Bali (P3SB). Pertemuan ini menandai kelanjutan sinergi antara PTDI dan PT BIBU Panji Sakti, sekaligus penguatan komitmen untuk membangun industri penerbangan dari hulu, mulai dari pelatihan sumber daya manusia hingga kesiapan manufaktur. Gita menyebut bandara di Bali Utara akan menjadi pemicu pertumbuhan ekonomi kawasan tengah dan timur Indonesia, serta membuka peluang besar bagi lahirnya tenaga ahli aviasi dari Bali. PTDI bahkan telah menggandeng enam perguruan tinggi di Bali untuk menyiapkan kurikulum dan pelatihan tambahan sebagai pintu masuk mahasiswa ke industri aviasi.

Rombongan penglingsir yang hadir antara lain A.A. Ngurah Ugrasena (Puri Buleleng), A.A. Ngurah Alit Kakarsana (Puri Ageng Blahbatuh), A.A. Ngurah Puja Utama (Puri Kerambitan), dan A.A. Ngurah Juli Artawan (Puri Anyar Tabanan). Mereka menegaskan bahwa Bandara Internasional Bali Utara merupakan kebutuhan mendesak untuk pemerataan pembangunan Pulau Dewata. “Bandara ini bukan hanya untuk Bali Utara, tetapi untuk kesejahteraan seluruh Bali dan Indonesia,” ujar Ugrasena. Para tokoh adat juga mengapresiasi komitmen PTDI dalam memberikan ruang bagi generasi muda Bali untuk berperan dalam industri dirgantara.

Kunjungan ini turut memperkuat kedekatan budaya yang sebelumnya ditandai dengan pemberian Lencana Kehormatan kepada Dirut PTDI oleh Puri Ageng Blahbatuh. Simbol tersebut mencerminkan penerimaan tokoh teknologi dalam lingkaran keluarga besar puri-puri Bali.

Pertemuan diakhiri dengan penyerahan cenderamata dan sesi foto bersama di depan hanggar PTDI, di mana pesawat N219 dan CN235 menjadi latar kokoh dari lahirnya babak baru kolaborasi Bali–Bandung. Erwanto menegaskan bahwa pembangunan Bandara Internasional Bali Utara bukan sekadar proyek infrastruktur, melainkan gerakan bersama untuk menghadirkan keseimbangan pembangunan dan membuka ruang bagi anak bangsa agar dapat terbang lebih tinggi dengan teknologi Indonesia. (Tim)