Antisipasi Krisis Pangan , Tingkat kan produk pangan lokal,

Antisipasi  Krisis  Pangan , Tingkat kan  produk pangan lokal,
Dok : Dr. Ir. Gede Sedana, M.Sc.,MMA, Rektor Universitas Dwijendra

Bali Satu Berita |Denpasar - Krisis pangan menjadi salah satu masalah yang dihadapi berbagai negara termasuk di Indonesia, dan sangat erat kaitannya dengan kebutuhan dasar manusia. Krisis pangan ini akan semakin meningkat seiring dengan bertambahnya penduduk dan tidak diimbangi dengan kemampuan peningkatan ketersediaan pangan dan pemanfaatan pangan serta masalah global. Oleh karena itu, diperlukan upaya pengembangan sumber pangan selain beras untuk memperkuat ketahanan pangan dan mengatasi ancaman krisis pangan yang salah satunya adalah peningkatan produk pangan lokal yang sesuai dengan karakter setiap daerah. Sesuai dengan Undang-Undang No.8/2012 tentang Pangan disebutkan bahwa negara berkewajiban mewujudkan ketersediaan, keterjangkauan, dan pemenuhan konsumsi Pangan yang cukup, aman, bermutu, dan bergizi seimbang.                                                                                                                    Dalam beberapa dekade terakhir, komoditas beras telah meminggirkan komoditas pangan lokal yang telah ada sebelumnya, sehingga warga masyarakat di Indonesia mengkonsumsi beras yang relatif tinggi. Beberapa faktor penyebabnya adalah komoditas padi (beras) menjadi komoditas yang diutamakan oleh pemerintah karena sifatnya sangat strategis, adanya subsidi input pertanian untuk tanaman padi yang berlebihan, dukungan pembangunan prasarana irigasi yang sangat tinggi. Selain itu, program penyuluhan pertanian untuk peningkatan produktivitas tanaman padi sangat masif dan intensif, yang disertai dengan penyediaan kredit usahatani melalui program peningkatan mutu intensifikasi pertanian guna mewujudkan hasrat pemerintah yang sangat tinggi untuk mewujudkan swasembada beras. Aki batnya, beras telah menjadi kebiasaan menu masyarakat.                                                                                                    Kondisi ancaman bayang-bayang krisis pangan global semakin mendorong pemerintah untuk merevitalisasi pangan lokal, yaitu dengan membangun dan menumbuhkembangkan pangan lokal. Beberapa pertimbangan untuk pengembangan pangan lokal adalah adanya potensi bahan pangan lokal yang tersebar di berbagai wilayah, dan  perlu dilestarikan untuk mencegah kelangkaan dan kepunahannya, pangan lokal memiliki potensi untuk 

dapat dikembangkan melalui usaha budidaya secara intensif dan ekstensif melalui penerapan teknologi budidaya yang baik. Selain itu, bahan pangan lokal yang memiliki berbagai manfaat  untuk dikembangkan guna memenuhi kebutuhan pangan masyarakat sekaligus dalam rangka penganekaragaman pangan yang berbasis bahan pangan lokal.                                                          Guna dapat mengembangkan pangan lokal dibutuhkan upaya yang saling bersinergi dan terintegrasi antar sektor dalam bentuk beberapa kegiatan seperti pelestarian, pengelolaan pangan, pengembangan pangan dan penganekaragaman pangan. Pelestarian pangan yang dimaksudkan adalah upaya melindungi dan melakukan koleksi untuk mecegah terjadinya kelangkaan populasi dan menghindari terjadinya kepunahan sumberdaya alam hayati.
Sedangkan pengelolaan pangan merupakan upaya terpadu yang meliputi pengaturan, kebijakan pengendalian, pengembangan, dan pengawasan pangan.
Pengembangan pangan lokal adalah upaya untuk meningkatkan jumlah populasi, peningkatan pemanfaatan, perbaikan mutu, penggandaan produk, sosialisasi dan promosi pangan lokal. Sementara itu, penganekaragaman pangan dilakukan untuk meningkatkan konsumsi aneka ragam pangan dengan prinsip gizi seimbang.                                                                      Dalam skala mikro, dapat dilakukan upaya penyediaan pangan lokal yang diarahkan untuk memenuhi kebutuhan konsumsi rumah tangga yang berkelanjutan, melalui kegiatan:
pengembangan sistem produksi pangan lokal yang bertumpu kondisi agroklimat dan budaya lokal, pengembangan usahatani pangan lokal yang efisien, peningkatan produktivitas dan kualitas produksi pangan lokal melalui penerapan teknologi. Di samping itu, dapat juga dilakukan kegiatan pengembangan sarana dan prasarana produksi pangan lokal, dan 
meningkatkan kapasitas warga dalam pengolahan pangan lokal.

Dr. Ir. Gede Sedana, M.Sc. MMA
Rektor, Dwijendra University
Ketua DPD HKTI Bali
Ketua Perhepi Bali