TPA Suwung Terbakar, Cipto Aji Gunawan: Tidak Ada 'Political Will' Tidak Akan Selesai

TPA Suwung Terbakar, Cipto Aji Gunawan: Tidak Ada 'Political Will' Tidak Akan Selesai
Cipto Aji Gunawan, tokoh akademisi.

DENPASAR - Asap kembali mengepul yang terlihat kembali dari TPA Suwung, Denpasar. Kejadian kebakaran yang kembali terjadi ini terlihat lahan yang terbakar adalah di bagian atas pada Rabu 8 Mei 2024 sore.

Kondisi saat ini api masih terlihat menyala dan asap masih membubung tinggi. Asap terlihat putih dan tebal dari bawah dan juga terlihat ada api yang membakar sampah.

Petugas pemadam kebakaran juga terlihat berupaya untuk melawan api dalam melakukan pemadaman, selain itu terlihat juga pemisahan sampah dengan menggunakan alat berat diduga agar api tidak merembet.

Sebelumnya belum lama TPA Suwung juga pernah sempat terbakar hebat, kejarian ini terjadi pada November 2023 yang lalu.

Kondisi itu api melalap hampir semua wilayah TPA, dan pemerintah menerapkan status tanggap darurat yang diberlakukan 28 hari.

Menyimak komentar dari masyarakat dan juga seorang akademisi Cipto Aji Gunawan, bahwa dengan minimnya teknologi sepertimya pengelolaan sampah tidak akan bisa tuntas.

"Betul, teknologi tidak diterima karena tidak ada good / political will dari pemerintah, mesti dipadukan"

"Sudah ada calon investor baru yang presentasi ke pak PJ, namun beliau sepertinya kurang tertarik, " ungkapnya melalui sambungan elektronik.

Ia juga berpendapat bahwa yang diperlukan tidak saja teknologi, namun juga adanya kemauan politik dan konsistensi dalam penegakan aturan.

Kemudian pertanyaan berlanjut, sampai kapan kita akan terus berurusan dengan masalah sampah yang sepertinya tidak selesai - selesai. Padahal masalah Bali paling sering dibahas ya masalah sampah dan macet.

"Selama tidak ada kesadaran dari sumber sampah untuk memilah sampak organik dan anorganik akan tetap seperti yang sudah lewat"

"Hanya dibuang begitu saja, padahal sampah anorganik bisa sebagai aset yang mendatangkan uang melalui proses pabrikan di recycle menjadi barang yang bisa diproduksi lagi"

"Sedang organik bisa jadi pupuk kompos"

"Mungkin issue sampah dianggap kurang ‘seksi’ bagi pemerintah, target PADnya kecil, alokasi anggaran kecil, padahal dampaknya signifikan dan global, " cemasnya. (Tim)