Oke Gas Oke Gas, Gas Mahal Jogetin Aja 

Oke Gas Oke Gas, Gas Mahal Jogetin Aja 
Ilustrasi tabung gas.

DENPASAR - Sindiran demi sindiran kepada pemerintah untuk kembali memikirkan rakyat terlontar dari mulut masyarakat sekitar. 

Kelangkaan yang sempat terjadi yang dikeluhkan oleh warga di Bali yang sampai antre panjang untuk mendapatkan LPG 3 kg (hijau melon) yang tembus sampai angka Rp. 35.000 pertabung gas 3 kg.

Tentu hal ini merusak suasana perdagangan terutama industri kecil dan masyarakat marginal. Hal ini disampaikan oleh Manager Comm, Rel & CSR Pertamina Patra Niaga Jatim Balinus, Ahad Rahedi dalam unggahan media online bahwa penyaluran LPG 3 kg di Bali sudah sesuai dengan kuota yang ditetapkan pemerintah dan tidak terjadi pengurangan stok.

Ia juga menyebutkan bahwa penyaluran per 19 Februari 2024 sejumlah 3.431.783 tabung dengan rata - rata harian sejumlah 728 MT atau sekitar 242.666 tabung.

Ia juga menerangkan bahwa Sesuai dengan Peraturan Menteri ESDM Nomor 28 Tahun 2021 tentang penyaluran dan pendistribusian LPG, bahwa fungsi pengawasan Pertamina sebagai badan usaha yang ditunjuk untuk menyalurkan LPG bersubsidi adalah mulai dari agen hingga pangkalan.

" Titik terakhir pendistribusian adalah di pangkalan bukan di pengecer atau warung yang tidak terdaftar sebagai pangkalan, " kilahnya, Rabu (21/2/2024). 

Kondisi ini seperti gosip di masyarakat, bisa saja ini akibat pengoplosan yang dilakukan secara besar-besaran diberbagai tempat yang ada, tentu ini harus ditertibkan oleh aparat penegak hukum.

" Wah pasti ada pengoplosan yang besar-besaran nih, " ujar Agus salah satu penjual gorengan dibilangan Sidakarya. 

" Jogetin aja mas, " candanya kepada awak media.

Untuk memenuhi tabung gas 12 kg oplosan harus menggunakan sekitar 4 tabung gas 3 kg, disitu pengoplos dapat untuk besar dan sekaligus menguras jatah dari para pemakai tabung gas 3 kg.

Menyimak pernyataan dari Pemerintah Provinsi Bali, mereka memastikan kelangkaan elpiji 3 kg hanya terjadi di tingkat pengecer bukan pangkalan.

Dewa Made Indra selaku Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Bali menganjurkan untuk masyarakat dapat membeli langsung di pangkalan, dengan harga sesuai HET Rp18.000 dan pada akhirnya tepat sasaran karena terdata.

" Masyarakat kalau datang ke pangkalan pasti dapat, karena pengecer membeli ke pangkalan yang diperketat lantaran stok tiap daerah sudah ditentukan pemerintah, " jelasnya, (22/02/2024).

Upaya-upaya ini dilakukan mengingat memasuki rentetan hari raya seperti Galungan, Kuningan, Nyepi, dan memasuki bulan Ramadhan. (Tim)