Dari Jembatan hingga Marina, Perjalanan BTID dalam Mendukung Bali

Dari Jembatan hingga Marina, Perjalanan BTID dalam Mendukung Bali
Konferensi Pers, antara BTID, Desa Adat dan Dinas kepemerintahan.

DENPASAR - Dalam menjaga harmonisasi BTID dengan masyarakat Bali melalui media - media yang banyak memberitakan narasi miring (negatif), perlu dijelaskan secara tepat dan akurat langsung dari sumbernya. 

PT Bali Turtle Island Development (BTID) mengundang jurnalis dalam acara silahturahmi bersama, Sinergi Dalam Memuliakan Alam, Manusia, Dan Budaya Bali dan acara Klarifikasi dan komitmen bersama untuk Gumi Bali, Senin 24 Maret 2025 di UID Bali Campus, KEK Kura Kura Bali. 

I Nyoman Pariatha selaku Jro Bendesa Desa Adat Serangan, mengutarakan bahwa dirinya yang baru berusia 6 bulan menjabat sudah mendapat banyak polemik yang dialami dari pemberitaan yang bersifat negatif. 

"Hubungan kita dengan BTID baik - baik saja, permasalahan yang ada sebaiknya masih bisa dibicarakan bersama dengan cara yang baik - baik saja, " Ucapnya, Senin (24/03/2025). 

Ia juga bercerita jauh kebelakang saat Covid-19 melanda, bahwa BTID tidak ada yang merumahkan karyawannya yang berasal dari Desa Adat Serangan. 

"Mereka masih terima gaji, jadi masih bisa ada rejeki untuk hidup. Itu patut disyukuri, " Ungkap Jro Bendesa. 

Belum lagi disebutkan bahwa dukungan pembangunan jembatan (1998) yang memudahkan aktivitas masyarakat Serangan, saat darurat medis, pembangunan yang harga double karena adanya alat transportasi jukung yang dilibatkan. 

Berlanjut ke Lurah Serangan, Ni Wayan Sukanami hal yang sama bahwa hubungan kedinasan Kelurahan Serangan masih berjalan harmonis secara kedinasan. 

"Mereka, kita selalu berkomunikasi dengan baik selama ini secara kedinasan, " Jelas Lurah Serangan. 

A.A. Ketut Sudiana pemerhati adat dan budaya selaku Ketua Majelis Desa Adat Kota Denpasar, ia mengatakan bahwa apa yang telah dilakukan BTID sudah banyak melibatkan kegiatan yang berlandaskan Tri Hita Karana. 

Dari sisi Parahyangan yang meeupakan bagian dari Tri Hita Karana yang berarti hubungan harmonis antara manusia dengan Tuhan. 

"Kegiatan - kegiatan keagamaan yang telah dihibahkan oleh BTID kepada Desa Adat Serangan dalam memelihara kegiatan agama"

Harmonis secara Palemahan yakni bantuan bagi masyarakat Desa Serangan, bahkan ada tanah BTID yang telah dihibahkan dan maaih banyak lagi kegiatan lainnya. 

Harmoni Pawongan yakni sesama manusia, BTID menjalin pembinaan dan mendidik karakter masyarakat Desa Serangan dengan banyak kontribusi, seperti pendidikan petani rumput laut, petani terumbu karang dan nelayan. 

"Tentu ini sinergi yang cukup bagus dalam pengamatan kami, " ujarnya. 

Berlanjut ke Tantowi Yahya selaku perwakilan pemilik BTID, menekankan bahwa pemberitaannya tidak benar. Ia menerangkan bahwa selama ini penyesatan berita yang beredar dipelintir untuk kepentingan politik tertentu yang tentu itu menampikkan harmonisasi yang ada selama ini. 

"Dikatakan kita mau merubah Bali itu tidak benar, justru kita ingin tumbuh dan berkembang bersama mengarah kepada global pariwisata yang berkelanjutan dan berkualitas, " Jelas Tantowi. 

Ia juga mengatakan, pengabdian BTID selama berpuluh-puluh tahun masa akan kalah dengan pandangan narasi pragmatis oleh kelompok tertentu. 

"Kami pahami pandangan media, justru ada ungkapan baru. Bad news is good news, kemudian berkembang menjadi Good News is not news"

"Paradigma lebih maju adalah Bad News is Good Business, kita menyadari betul hal tersebut, " Ungkapnya. 

Tentang pembangunan Marina, Tantowo Yahya mengomentari akan dibangun pada April 2025. Ini akan menjadi Marina terindah di dunia, karena banyak Marina yang dibangun di laut lepas yang ombaknya cenderung besar. 

"Tentu ini akan menjadi kebanggaan buat Bali sendiri kedepannya. Dan ini akan menyedot tamu asing yang sangat banyak juga karena kedepannya wisata airlah yang akan menjadi primadona, " Pungkasnya. (Ray)