Drama Penculikan atau Strategi Pelarian? Publik Soroti Aksi Mr. Terimakasih

DENPASAR – Sosok influencer asal Rusia, Sergeii Domogatsky atau yang dikenal dengan nama Mr. Terimakasih, kembali menyita perhatian publik. Pria yang kerap tampil ramah di media sosial ini mengaku menjadi korban penculikan dan penyiksaan di Bali. Namun, di balik narasi dramatis tersebut, muncul dugaan bahwa ia justru tengah memainkan peran untuk menutupi serangkaian kasus penipuan lintas negara yang menjeratnya.
Dalam pengakuannya kepada sejumlah media pada Selasa (21/10/2025), Sergeii mengklaim disergap dua orang berseragam menyerupai polisi saat berkendara dengan motor di kawasan Bali. Ia menyebut dibawa dengan mobil Alphard hitam, disetrum menggunakan stun gun, dipukuli, serta dicekik dengan kantong yang menutupi kepala selama tiga jam. Para pelaku, kata Sergeii, memaksanya mentransfer uang sebesar 1 juta dolar AS sebelum akhirnya membuangnya di area ladang dekat Hotel Kempinski. Atas kejadian itu, ia pun melapor ke Polda Bali dengan nomor laporan STTLP/732/X/2025/SPKT/POLDA BALI, tertanggal 19 Oktober 2025. Dikutip dari media Dunia News Bali.
Namun, kisah heroik ala film laga itu mulai diragukan. Sejumlah korban dari berbagai negara justru menuding Sergeii Domogatsky sebagai pelaku penipuan yang merugikan mereka hingga miliaran rupiah. Dalam pesan elektronik yang diterjemahkan media, salah satu korban menyebut telah kehilangan seluruh tabungannya, bahkan rumah, akibat investasi fiktif yang dikendalikan oleh Mr. Terimakasih.
Lebih jauh, beredar pula rekaman suara yang diduga milik Sergeii. Dalam rekaman itu, terdengar pernyataan menghina warga Indonesia dan aparat penegak hukumnya, menyebut mereka “tidak pintar” dan “ber-IQ rendah.” Ungkapan tersebut diduga muncul akibat banyaknya laporan hukum yang kini membelit dirinya di Bali.
Sejumlah laporan lain yang dihimpun Radar Bali (dikutip) mengungkap bahwa Sergeii telah dilaporkan oleh sedikitnya 10 warga asing dari Rusia, Ukraina, Belarus, Prancis, hingga Uni Emirat Arab. Total kerugian yang dicatat mencapai lebih dari Rp 31 miliar. Nama-nama perusahaan seperti PT Reflection Heavens Penida, PT World Class Projects, PT Best Global Solutions, dan PT Bali Development Group disebut sebagai wadah operasional yang digunakan untuk menjaring para korban dengan janji investasi properti murah.
Lebih dari 50 korban lain dikabarkan masih belum melapor, sementara komunikasi bisnis dilakukan melalui sejumlah asisten bernama Agata Chuguevskaya, Marina Arisova, Margarita, dan Kateryna Ozerianska. Modus yang digunakan disebut melibatkan transaksi kripto lintas negara, yang mempersulit pelacakan dana oleh otoritas keuangan seperti PPATK.
Menanggapi kehebohan ini, Kabid Humas Polda Bali Kombes Pol Ariasandy, S.I.K., menegaskan bahwa seluruh laporan yang masuk akan ditangani secara profesional. Ia mengimbau masyarakat untuk tidak terpancing opini liar di media sosial dan tetap menempuh jalur hukum resmi jika merasa dirugikan.
“Polda Bali memastikan seluruh laporan terkait sosok ‘Mr. Terimakasih’ akan diproses secara objektif sesuai prosedur hukum. Kami meminta masyarakat tetap tenang dan menyerahkan penanganan kasus ini kepada aparat penegak hukum,” ujarnya.
Kini publik menanti: apakah Sergeii benar korban penculikan, atau justru dalang dari drama besar yang ia ciptakan sendiri untuk mengalihkan perhatian dari kasus penipuan internasional yang semakin menyeret namanya. (Ray)