Harga Babi Naik, Asosiasi dan Pemerintah Berupaya Temukan Jalan Tengah

Harga Babi Naik, Asosiasi dan Pemerintah Berupaya Temukan Jalan Tengah
Asosiasi potong babi dan perbekel Darmasaba (tengah).

DENPASAR - Kelangkaan babi yang terpicu penjualan besar - besaran keluar Bali akhirnya berdampak bagi Bali sendiri. 

Berita sebelumnya klik untuk link :

1. Pengiriman Babi Keluar Bali, Pelaku Usaha Menjerit Harga Gila - gilaan 

2. Mahalnya Harga Daging Babi di Bali, Pemerintah Dinilai Belum Berikan Solusi 

Menemui Perbekel Darmasaba, Ida Bagus Surya Prabhawa Manuaba yang mengayomi asosiasi tukang potong babi menyebutkan apresiasinya terhadap pemerintah atas dipertemukannya asosisasi peternak babi dan asosiasi pemotong babi.

Peningkatan harga yang menjadi polemik tentu harus juga disikapi dengan baik. Disinilah diharapkannya pemerintah memiliki "problem solving" agar permasalahan terhadap tingginya harga daging babi ini bisa teratasi.

"Saya juga terhadap peternak babi dan pemotong mengharapkan adanya nilai yang sama - sama baik dan menguntungkan"

Ditanya soal solusi yang diberikan oleh pemerintah, ia menyebutkan akan berkomunikasi kembali dan berdiskusi lagi apa yang menjadi kesepakatan bersama nantinya.

"Dan akan membahas tentang asosiasi jagal babi Bali nantinya (baru), ini sebenarnya sudah lama tetapi karena ada permasalahan jadi kami akan mulai bangkitkan kembali kemudian dikukuhkan dengan benar dan menjadi landasan legal standing untuk anggota - anggota kedepan, " ucap Ida Bagus Surya, Selasa (03/12/2024)

Asosisasi Jagal Babi Bali ini sudah didirikan sejak 2017 dan sudah bersurat. Proses kemudian mandek dari organisasi sendiri karena ketidakpahaman yang ada.

Menemui Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Bali, I Wayan Sunada di ruang kerjanya menyebutkan telah memanggil ketiga asosisasi yang ada.

Asosisasi peternak babi (GUPBI), asosisasi pelaku pengiriman babi antar pulau dan asosiasi pemotong babi yang difasilitasi oleh pihak pemerintah.

"Agar akur dari ketiganya kita fasilitasi"

"Harga babi turun yang berteriak pelaku pengiriman antar pulau dan peternak babi dan sekarang harga babi naik diangka Rp57.000 per kilo babi hidup yang berteriak adalah asosiasi pemotong babi, " ungkapnya, Selasa (03/12/2024).

Ia menekankan agar terjadi kesepakatan bersama akan berencana membuatkan MOU antara ketiganya, terkait dengan kesepakatan harga.

Disinggung soal frozen (daging babi beku) yang dari luar, Kadis berjanji akan bersurat kepada Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan, Kementerian Pertanian agar tidak melakukan impor daging babi.

"Itu dapat mempengaruhi harga daging babi nantinya"

"Keberatan dan persetujuan nanti akan dirembukan kembali, " pungkasnya. (Ray)