Rp5,5 Triliun untuk Bali MRT, Transformasi Tanah Lot Jadi Ikon TOD Modern
TABANAN - Aset tanah di Tanah Lot, Tabanan, milik Hary Tanoesoedibjo melalui PT MNC Land Tbk, resmi diakuisisi oleh PT Bumi Indah Prima (BIP) dengan nilai fantastis Rp5,5 triliun.
Lahan seluas 50 hektare ini akan dikembangkan menjadi kawasan Transit Oriented Development (TOD) yang terintegrasi dengan proyek besar Bali Urban Rail atau Bali Subway.
Proyek ini merupakan langkah strategis pemerintah untuk mengatasi kemacetan kronis di Bali, sekaligus meningkatkan daya tarik pariwisata dan perekonomian lokal.
Kepala Dinas Perhubungan Bali, IGW Samsi Gunarta, menyebut TOD di Tanah Lot akan menjadi yang terbesar di Bali, melampaui TOD di Sentral Parkir Kuta. Kawasan ini akan mencakup perkantoran, pusat perbelanjaan, hotel, hingga tempat rekreasi, menjadikannya pusat urban baru yang modern dan efisien.
Pembangunan TOD ini akan dimulai dengan perpanjangan jalur MRT dari Cemagi dan Canggu menuju Tanah Lot, dengan potensi pengembangan lebih jauh ke wilayah Tabanan. Target penyelesaian tahap pertama ditetapkan pada 2028.
Proyek ini diharapkan mampu mendorong pengembangan kawasan berbasis transit sekaligus meningkatkan efisiensi layanan publik seperti listrik, air bersih, dan internet untuk masyarakat sekitar.
Bali Subway dirancang tidak hanya sebagai solusi transportasi, tetapi juga sebagai katalis perubahan sosial dan ekonomi.
Dengan integrasi transportasi massal dan pengembangan kawasan terpadu, pemerintah dan investor optimistis megaproyek ini akan memberikan dampak positif jangka panjang bagi Bali.
Langkah ini menempatkan Bali dalam peta global sebagai kawasan urban berkelas dunia, sekaligus memperkuat komitmen terhadap pembangunan yang berkelanjutan dan ramah lingkungan. (Ray)