Rayakan Syukuran! Perkumpulan Teo Chew Bali Genap 7 Tahun Sebagai Mosaik Multikultural Bali

BADUNG – Perkumpulan Teo Chew Bali (峇里島潮州公會) resmi menapaki usia ke-7 pada Minggu (21/9/2025). Perayaan yang digelar di Jimbaran Grand Ballroom ini tidak sekadar menjadi momen syukuran, tetapi juga penegasan komitmen komunitas Teo Chew untuk terus menjaga persaudaraan dan peduli pada sesama.
Ketua Umum Teo Chew Bali, Hery Sudiarto, menyampaikan bahwa perayaan seharusnya berlangsung lebih awal, namun tertunda karena bencana banjir yang melanda Bali. "Kami ingin perayaan ini sederhana, tidak berlebihan, karena saat ini banyak saudara kita sedang tertimpa musibah. Intinya, kita berkumpul, bertegur sapa, dan tetap saling mendukung," jelasnya.
Acara berlangsung meriah dengan sentuhan budaya Tionghoa, mulai dari pertunjukan barongsai hingga atraksi wushu. Para anggota juga tampil membawakan musik dan lagu, menambah suasana keakraban.
Namun, momen terpenting justru datang dari ajakan Hery untuk memperkuat rasa nasionalisme sekaligus kepedulian sosial. Ia menekankan bahwa kegiatan komunitas kini diarahkan untuk membantu korban banjir, setelah sebelumnya rutin mendukung anak-anak yatim piatu.
Sugeng Pramono, penasehat Teo Chew Bali, menilai perjalanan tujuh tahun komunitas ini telah memberi warna penting bagi masyarakat Bali. "Komunitas Teo Chew Bali bukan hanya pelestari budaya, tetapi juga bagian dari mosaik multikultural yang memperkuat semangat menyama braya. Dari sini lahir jaringan usaha, ruang bagi generasi muda mengenal akar budaya, dan kontribusi nyata bagi Bali," ungkapnya.
Sebagai penutup, acara juga menghadirkan undian hadiah, dengan grand prize sepeda motor listrik yang menjadi daya tarik tersendiri bagi para anggota.
Perayaan ulang tahun ini membuktikan bahwa komunitas Teo Chew Bali tidak hanya merayakan usia, tetapi juga menegaskan perannya sebagai jembatan budaya sekaligus penopang sosial di Pulau Dewata. (Ray)