PAN Bangkit di Bali! Muswil VI Jadi Titik Awal Reformasi Besar

DENPASAR – Partai Amanat Nasional (PAN) mulai menyalakan kembali mesin politiknya di Bali. Melalui gelaran Musyawarah Wilayah (Muswil) VI yang berlangsung di Quest Hotel, Denpasar, Jumat (16/5/2025), partai berlambang matahari putih ini memulai manuver baru untuk merebut hati pemilih di Pulau Dewata.
Muswil ini bukan sekadar agenda formal. PAN menjadikannya sebagai momentum konsolidasi menyeluruh, menata ulang kekuatan internal, sekaligus menghidupkan kembali semangat kaderisasi yang selama ini redup. Wakil Ketua Umum DPP PAN, Viva Yoga Mauladi, secara resmi mengumumkan delapan formatur yang akan bertugas membentuk struktur DPW PAN Bali 2024–2029, sekaligus merancang strategi menuju Musyawarah Daerah (Musda) serentak di kabupaten/kota se-Bali pada Juni nanti.
“Target kita tidak main-main. Untuk Pemilu 2029, PAN ingin menembus empat besar nasional. Dan di Bali, saatnya kita pecahkan rekor—harus ada keterwakilan di DPR RI dan DPRD Provinsi,” ujar Viva tegas.
Sekjen DPP PAN, Eko Patrio, turut menegaskan pentingnya pendekatan baru yang lebih berani dan langsung menyentuh akar rumput. “Bali selama ini kosong dari PAN. Sudah cukup jadi penonton. Kini saatnya kita turun langsung, bukan lagi lewat zoom-zoom-an,” ujarnya tajam.
Muswil ini juga menjadi ruang evaluasi keras terhadap kinerja internal. Eko menyebutkan banyak struktur partai di tingkat bawah hanya aktif di atas kertas. “Pengurusnya ada, tapi tidak bergerak. Ini yang akan kita bersihkan. Kita butuh kader yang bekerja nyata, bukan hanya simbolik,” katanya.
Ni Made Sri Yogi Lestari, Ketua PAN Bali saat ini, mengatakan bahwa keputusan kepemimpinan baru akan ditentukan oleh DPP bersama tim formatur. Ia mengaku siap jika mendapat penugasan baru. Saat ditanya soal kemungkinan ditarik ke pusat, ia hanya tersenyum, “Saya sudah jatuh cinta sama Bali,” jawabnya diplomatis.
Kehadiran langsung para elite DPP, termasuk Bendahara Umum dan tokoh senior lainnya, menunjukkan keseriusan PAN untuk menata ulang basis politiknya di wilayah yang selama ini sulit ditembus. Muswil kali ini menjadi bukti bahwa PAN tidak ingin sekadar eksis, tetapi ingin kompetitif dalam pertarungan menuju 2029.
Langkah ini mungkin baru permulaan, tapi angin perubahan sudah mulai berembus. Apakah Bali akan jadi panggung kebangkitan PAN? Waktu yang akan membuktikan. (Ray)