Ferry Latuhihin Sentil Program Danantara, "Big Nonsense!"

Ferry Latuhihin Sentil Program Danantara, "Big Nonsense!"
Prof. Ferry Latuhihin.

JAKARTA - Geger! Ferry Latuhihin, kuliti habis kejanggalan ekonomi Indonesia, itu judul yang disajikan dalam salah satu podcast Success Before 30.

Dalam podcast tersebut Ferry mengatakan bahwa pemerintah kurang bijak bila market tidak ada hubungannya dengan fundamental ekonomi.

"Sebagai ekonom, ya justru market itu mengikuti fundamental ekonomi bos, " sebutnya menyindir Prabowo, Rabu 25 Maret 2025 (15 jam lalu) yang tayang dalam podcast tersebut.

Kondisi ini dikatakannya karena program yang populis menyebabkan defisit, seperti program makan gizi gratis dan Danantara yang ugal - ugalan dan jor - joran menggunakan uang rakyat (APBN).

Prof. Ferry Latuhihin adalah sosok yang dikenal sebagai pelaku atau ahli (riset pasar modal), yang perlu diketahui bahwa pasar modal kemarin lalu mengalami guncangan hebat. 

Simak video lengkapnya, 

Danantara menjadi program yang ingin mengkapitalisasi aset besar di Indonesia, tetapi menurut Ferry itu adalah nonsense (omong kosong). Dalam pandangannya super holding yang diperlukan adalah cash bukan aset. 

Kondisi global yang dikatakannya bahwa Amerika akan mengarah kepada resesi ekonomi dan China struggling untuk bisa tumbuh 5%, kita dapat mengartikan penjelasannya bahwa global sedang mengalami geliat untuk membenahi diri.

"Angka 8% justru itu merupakan hal yang tidak mungkin terjadi bagi Indonesia, kita mampu bertahan di 5% saja sudah bagus, bukan mimpi lagi tapi berilusi, " terangnya.

Hutang jatuh tempo 800 triliun, defisit 616 triliun sampai menteri keuangan bingung setengah mati. Berlanjut kepada pembahasan Danantara, ia juga menyinggung bahwa kemungkinan Devidennya tidak ada, kata itu membuat suasana tawa geli di podcast tersebut.

"Misalnya aset diklaim 14.000 triliun kemudian pembayaran devidennya cuma 81 triliun, justru kedepannya akan drop misal 50 triliun misal itu kan cuma 0,4 - 0,3%"

"Klaim aset Danantara yang mencapai 900 milliar dollar dan bisa dikapitalisasi mengeluarkan obligasi itu big nonsense, siapa yang bersedia meminjamkan duit kepada sekumpulan aset yang boleh dibilang dibawa ke Danantara itu kan busuk semua bos, " ungkapnya.

Host menginginkan lebih sederhana penjelasannya, Ferry mulai pelan - pelan menjelaskannya bahwa bila aset diklaim 14.000 triliun tetapi itu kan equitynya cuma 10 - 15% sisanya itu kan milik pihak ke-3.

"Itu tak bisa kita klaim kan, Pertamina dan PLN itu penugasan (publik service), siapa yang mau pinjamkan duit kepada PSO"

"Kalo kita nilai aset bersih seluruh BUMN kita menurut pendapat saya itu cuma 1.200 - 1.300 triliun, kan ada hutang dan tetek bengek lainnya, " jelasnya. 

Dengan dana tersebut apakah nantinya bisa membangun untuk membangun hilirisasi, makanya kemarin kan ada pemotongan di APBN sebesar 306 triliun untuk memberikan modal awal program Danantara.

Ia juga menyebutkan bahwa posisi pengelola pihak Danantara juga disebutkan tidak lepas dari sosok yang memakai baju politik. Ia mengkritik mengapa harus orang - orang yang dekat dengan kekuasaan bukan pihak yang profesional.

"Ini sebetulnya proyek siapa, kenapa mereka tidak menggunakan wajah - wajah profesional"

Ia juga mengatakan dengan gamblang bahwa dirinya tidak bermaksud untuk menggoyang Probowo, justru kalo digoyang ongkosnya akan jauh lebih besar dan bisa kacau ini NKRI.

"Political instability bisa membuat capital outflow atau capital flight, "terangnya. (Ray)