Puspenerbal Soroti Pengadaan Pesawat Intai Maritim dan Helikopter Multi-peran

Puspenerbal Soroti Pengadaan Pesawat Intai Maritim dan Helikopter Multi-peran
Puspenerbal gelar diskusi teknis konsep operasi peperangan antikapal selam dan permukaan serta C6ISR bersama RSG Airbus Helicopter, PAL Aero space, di Surabaya, Kamis (16/1). (Foto: Dok. Dispen Puspenerbal)

Jakarta |Balisatuberita --Pusat Penerbangan Angkatan Laut (Puspenerbal) menyoroti upaya pengadaan helikopter multi-peran, pesawat intai amfibi hingga drone (UAV) untuk mendukung integrasi kekuatan tempur dalam menghadapi peperangan anti-kapal selam dan permukaan.

Hal tersebut disampaikan oleh Wakil Komandan Puspenerbal Laksamana Pertama Bayu Alisyahbana dalam diskusi teknis konsep operasi peperangan antikapal selam dan permukaan serta C6ISR bersama 3 industri dirgantara asing, yaitu RSG Airbus Helicopter, PAL Aero space, dan Schiebel, Kamis (16/1).

Dia mengatakan, dalam upaya menghadapi ancaman kontemporer dan potensi infiltrasi yang semakin kompleks, perlu penguasaan mutlak perairan yurisdiksi nasional.                                                                                              “Implementasi konsep Sistem Senjata Armada Terpadu (SSAT), yang mencakup sinergi kapal perang (KRI), pesawat, Korps Marinir, dan pangkalan, menjadi landasan untuk memperkuat operasi gabungan TNI AL,” kata Bayu, dikutip dari keterangan Dispen Puspenerbal.

Menurutnya, salah satu komponen vital dalam doktrin operasi gabungan tersebut, adalah pengembangan kemampuan peperangan anti-kapal selam dan permukaan serta penerapan teknologi modern berbasis C6ISR.

“Dalam dinamika peperangan modern, yang terus berkembang akibat kemajuan teknologi dan perubahan ancaman global, interoperabilitas menjadi kebutuhan yang tidak dapat ditawar,” terangnya.

Bayu melanjutkan, TNI AL dapat mengoptimalkan pengambilan keputusan berbasis data yang akurat dan sinergi antar elemen operasi, baik di tingkat nasional maupun multinasional.                                                                                “Saya berharap dari diskusi ini dapat melahirkan gagasan-gagasan strategis dan inovatif terkait penyusunan konsep operasi (concept of operations) yang sesuai dengan perkembangan era modern,” lanjutnya.

Terlebih lagi, dengan upaya peningkatan kekuatan melalui pengadaan frigate multi-misi, helikopter multirole, pesawat intai maritim strategis, dan UAV, seluruh kekuatan harus terintegrasi untuk mendukung pelaksanaan Operasi Militer Perang (OMP) dan Operasi Militer Selain Perang (OMSP).

“Saya percaya, dengan semangat profesionalisme dan kerja sama yang kuat, kita dapat memberikan kontribusi terbaik untuk keamanan dan kedaulatan negara,” pungkasnya. (Tim )