Menyongsong Tahun Baru dengan Semangat Bali Tempo Doeloe, Mercure Kuta Beach Bali Hadirkan Harmoni Budaya dan Keberlanjutan
Kuta, Bali – Menyambut Tahun Baru 2025, Mercure Kuta Beach Bali menggelar perayaan spektakuler bertajuk “Bali Tempo Doeloe”.
Acara ini mengusung tema yang sarat makna, menghadirkan harmoni budaya Bali sekaligus mengedepankan nilai-nilai keberlanjutan yang relevan dengan masa kini.
Dalam wawancara khusus, Pantri Arini, Hotel Manager Mercure Kuta Beach Bali, menekankan pentingnya mempertahankan budaya lokal di tengah gempuran tren modern seperti beach club.
“Budaya Bali sering dianggap kuno oleh generasi muda. Padahal, turis datang ke Bali karena keunikannya, bukan sekadar pantai,” ujar Pantri.
Menghidupkan Filosofi Bali Melalui Seni dan Tradisi
Acara ini menjadikan kisah epik Ramayana sebagai inti, menghadirkan seni tari, musik, dan cerita yang menggugah hati. Melalui pementasan ini, Pantri berharap generasi muda belajar menari dan mencintai budaya mereka.
“Kita harus menjadi aktor utama dalam menjaga keberlanjutan budaya. Dengan performa ini, kita memberdayakan banyak orang, mulai dari tukang janur hingga seniman lokal.”
Setiap tamu disambut dengan gelang Tridatu, simbol Tri Hita Karana - harmoni antara manusia, Tuhan, dan alam. Filosofi ini juga diterapkan dalam pengolahan limbah, dengan Mercure Kuta Beach Bali mengadopsi prinsip zero plastic dan pengelolaan sampah berkelanjutan.
Kuliner Penuh Makna
Untuk memadukan budaya dan keberlanjutan, acara ini menyajikan jaje uli dan jaje begina, dua kudapan khas Bali yang sarat simbolisme.
“Jaje uli melambangkan kehangatan keluarga, sementara jaje begina mencerminkan kesederhanaan dan kemurnian hidup,” jelas Pantri.
Membangun Ekonomi Lokal
Pantri menambahkan bahwa konsep Bali Tempo Doeloe tidak hanya membangkitkan nostalgia, tetapi juga menggerakkan roda ekonomi lokal.
Penggunaan bahan alami dalam dekorasi hingga melibatkan banyak tenaga kerja lokal menciptakan dampak ekonomi positif.
“Ini bukan pemborosan. Dengan simbol-simbol yang kami gunakan, kreativitas dan kesadaran masyarakat terhadap budaya akan tumbuh.”
Rekor Penjualan dan Antusiasme Tinggi
Dengan konsep unik ini, acara makan malam perayaan Tahun Baru menarik lebih dari 300 tamu, melampaui kapasitas normal sebanyak tiga kali lipat.
Hal ini menunjukkan bahwa budaya Bali tetap memiliki daya tarik kuat jika dikemas dengan inovasi dan relevansi masa kini.
“Kami ingin kampanye Cinta Bali, Cinta Tanah Air ini menjadi gerakan nyata, bukan sekadar ucapan. Anak muda harus memahami pentingnya menjaga budaya dan alam untuk masa depan Bali,” tutup Pantri.
Dengan tema yang penuh makna ini, Mercure Kuta Beach Bali berharap dapat menginspirasi tamu dari seluruh dunia untuk menyongsong tahun baru dengan semangat cinta budaya dan keberlanjutan. (Ray)