Gaya Tarung Niluh Djelantik Tak Sehat, Koar Medsos Dikritik Ngambek! Tuding Mang Jana Fitnah

DENPASAR - Berawal dari akun facebook PECALANG ADAT SE BALI yang mengomentari,
Pernyataan ini diteruskan dengan tangkapan layar oleh akun facebook Global Dewata BALI,
Ini diduga membuat Senator Ni Luh Djelantik merasa tidak terima dengan mengunggahnya kembali dengan kata - kata kesal,
Dengan cara yang tidak biasa, keras, tegas serta berapi - api inilah kadang tidak banyak masyarakat yang mampu mencerna dan malah melihat sebaliknya. Tidak banyak pemimpin Bali yang lahir secara berapi - api seperti tokoh Tri Rismaharini saat yang lalu memimpin Kota Surabaya. Bali terkenal dengan banyak sosok pejabat bak bangsawan dengan gaya anggun, moderat dan tak banyak bicara namun berbuat.
Hal ini mematik salah satu mantan penyanyi yang kini jadi Perbekel Tumbak Bayuh I Nyoman Sarjana alias Mang Jana, bak santai kaum netizen berceloteh apa adanya menyebutkan dalam akunnya,
Kata - kata sederhana, yang bagi sebagian orang itu kritik membangun, ditanggapinya sebagai potensi tuduhan fitnah yang tidak mendasar. Seperti karakter kekanak - kanakan yang diejek seperti putri solo pun ngambek / marah, sedangkan putri solo adalah sosok yang dikagumi dan dihormati.
Ni Luh Djelantik sepertinya tidak terima dan mengadukan hal ini secara terbuka,
Lengkap dengan foto - foto tangkapan layar kepada pejabat Perbekel Desa Tumbak Bayuh, Badung I Nyoman Sarjana alias Mang Jana.
Dalam perseteruan itu, banyak netizen yang berkomentar dimana letak merendahkannya. Konon ada pepatah kalo belum siap dikritik jangan jadi pemimpin dan sebagainya.
Awak media Gatra Dewata Group menghubungi langsung Perbekel Mang Jana melalui telepon, Senin 19 Mei 2025, dalam pernyataannya bahwa ia tidak ada maksud bahwa Ni Luh Djelantik tanpa kontribusi.
Ia juga dalam perbincangannya berpandangan seperti pahlawan kesiangan, seperti memadamkan api dengan omelan. Mang Jana menginginkan keterbukaan bila ini menjadi bola liar. Ia akan membeberkan kesalahan yang mungkin juga dilakukan oleh Ni Luh Djelantik.
Ditanya soal buka fakta dirinya enggan menjelaskan untuk publik melalui wartawan kami, bila ada debat terbuka mungkin dia akan memikirkannya.
"Bila diadakan debat terbuka, saya siap, " Jelasnya.
Dan Mang Jana sendiri juga bertanya sejauh mana Ni Luh Djelantik melihat persoalan Bali, sosial Bali, bagaimana membacanya. Ia juga menyindir perilaku elite yang hanya mementingkan politiknya saja bukan kondisi masyarakat secara nyata.
"Semua kebijakan itu berbasis politik yang tujuannya adalah politik dan mereka jadi mesin politik. Saya sedih dalam kondisi ini hanya pencitraan demi sebuah tujuan politik, " Sesalnya.
Mempermasalahkan tentang pandangan soal pecalang yang diunggah tokoh senator itu, dirinya mengaku tertarik dan terpanggil untuk komentar, justru ia ingin Ni Luh Djelantik berbuat secara nyata bila ingin memperjuangkan keadilan.
"Secara finansial kuat, dari jabatan punya. Tentu jangan hanya di media sosial saja"
"Saya komen begitu, salah saya dimana? Dimana ada kalimat merendahkan, " Sesalnya.
Menanggapi komentar kritikan membangun dengan melaporkan balik kepada atasannya, tentu tidak elegan bila dilihat dari posisinya sebagai sesama pejabat negara.
Dengan cara seperti ini diduga bisa saja terjadi adu domba masyarakat yang pro dan kontra. Belum lagi UU ITE yang telah direvisi MK, bahwa Mahkamah Konstitusi (MK) resmi menyatakan bahwa pasal pencemaran nama baik dalam Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik (UU ITE) tidak berlaku bagi lembaga pemerintah, jabatan publik, korporasi, atau kelompok tertentu. Putusan ini dibacakan dalam sidang perkara Nomor 105/PUU-XXII/2024 pada Selasa (29/4).
"Biar orang kecil seperti saya ini, dapat memberikan pelajaran, kapan diberikan ruang, cukup dengan Kepala Desa Tumbak Bayuh, jangan sama Rocky Gerung, " Tantang Mang Jana kepada Ni Luh Djelantik untuk berdebat terbuka.
Ia mencontohkan bila senator mau serius menangani kasus pecalang itu, tentu ada tindakan nyata seperti memberikan pendampingan hukum, menyediakan bantuan hukumnya, bukan hanya di media sosial.
Saat awak media mencoba meminta konfirmasi langsung kepada Ni Luh Djelantik melalui pesan WhatsApp, yang bersangkutan tidak memberikan pernyataan lebih lanjut. Ia hanya menjawab singkat,
"Silakan hubungi admin saya sesuai keperluannya."
Ni Luh juga membagikan nomor kontak admin yang bisa dihubungi untuk menindaklanjuti pertanyaan dari awak media, admin belum juga menjawab sampai berita ini turun. (Ray)