Bali Stabil, Isu Defisit Hanya Gorengan Politik

Bali Stabil, Isu Defisit Hanya Gorengan Politik
Drs. Gede Kusuma Putra, A.K., M.B.A., M.M.

DENPASAR – Drs. Gede Kusuma Putra, A.K., M.B.A., M.M., dalam wawancara di kanal YouTube Berita Satu, menegaskan bahwa isu defisit anggaran Pemerintah Provinsi Bali hanyalah strategi politik jelang Pilkada. 

Menurutnya, fokus seharusnya lebih pada pengelolaan pendapatan daerah dan utang besar yang ditanggung oleh Indonesia Tourism Development Corporation (ITDC).

Sumber Kanal youtube Balisatu

Kusuma Putra menjelaskan bahwa Gubernur Bali, Wayan Koster, berhasil menjaga stabilitas pendapatan daerah di tengah situasi ekonomi yang penuh tantangan. 

"Wayan Koster telah melakukan upaya signifikan untuk menjaga pendapatan daerah tetap stabil dan berkelanjutan," ujarnya.

Ia juga menyoroti bahwa isu defisit sering kali dibesar-besarkan untuk kepentingan politik semata. 

"Defisit ini sengaja dihembuskan, terutama menjelang Pilkada. Faktanya, ekonomi Bali cukup stabil meski dihadapkan pada tantangan global," jelasnya.

Lebih lanjut, Kusuma Putra menganggap bahwa utang ITDC adalah masalah yang lebih serius dibandingkan defisit anggaran. Ia menyarankan pemerintah harus lebih cermat dalam mengelola utang ini agar tidak berdampak buruk terhadap perekonomian Bali.

Selain itu, Kusuma Putra mengapresiasi langkah Wayan Koster yang berhasil meningkatkan pendapatan dari aset Pemprov Bali di kawasan ITDC, yang meningkat signifikan dari Rp 7 miliar menjadi Rp 51 miliar per tahun. Koster juga mendesak ITDC untuk melunasi sewa senilai Rp 830 miliar pada Agustus 2023.

Kesimpulannya, Kusuma Putra menyatakan bahwa fokus publik seharusnya tidak terjebak pada isu defisit anggaran, tetapi lebih pada bagaimana Bali mampu mengatasi tantangan ekonomi, termasuk dalam hal pengelolaan utang dan optimalisasi pendapatan daerah.

Kusuma Putra juga menekankan pentingnya peran strategis pariwisata bagi ekonomi Bali. Meskipun sektor ini sempat terpukul oleh pandemi, pemulihan yang cepat menunjukkan bahwa kebijakan pemerintah daerah sudah berada di jalur yang benar.

Menurutnya, tantangan terbesar Bali saat ini bukan hanya menjaga arus wisatawan, tetapi juga mempersiapkan infrastruktur pariwisata yang berkelanjutan. “Pemerintah harus terus berinovasi dan mencari cara untuk mempertahankan daya tarik Bali di mata dunia, sambil tetap menjaga warisan budaya dan alamnya,” tambah Kusuma Putra.

Selain itu, ia juga menggarisbawahi pentingnya optimalisasi aset-aset daerah, termasuk lahan dan bangunan yang dikelola oleh ITDC. Menurutnya, langkah Wayan Koster dalam meningkatkan sewa aset Pemprov Bali di kawasan ITDC merupakan contoh nyata bagaimana potensi ekonomi lokal bisa dimaksimalkan.

“Dengan pengelolaan yang baik, aset-aset tersebut tidak hanya menjadi sumber pendapatan yang signifikan bagi daerah, tetapi juga dapat mendukung pengembangan infrastruktur dan ekonomi Bali ke depan,” ujarnya. (Ray)