Warga Buleleng Minta Jokowi Segera Terbitkan Penlok Bandara Bali Utara
Bali Satu Berita | Buleleng – Warga Kabupaten Buleleng berharap kepada Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) untuk segera menerbitkan surat penetapan lokasi (Penlok) rencana pembangunan Bandara Internasional Bali Utara.
Hal ini disampaikan warga Buleleng melalui sejumlah tokoh agama dan adat di Bali tatkala mereka bertemu dengan General Manager (GM) PT BIBU Panji Sakti AA Ngurah Ugrasena di Kubutambahan, Buleleng, Bali (Senin, 13 Juni 2022)
Setidaknya ada tiga tokoh agama dan adat yang sangat berpengaruh di Kawasan Bali Utara, seperti Bendesa Adat Kubutambahan Jero Pasek Ketut Warkadea, Penyarikan Madya Majelis Desa Adat Kabupaten Buleleng I Nyoman Westha, dan Penglingsir Ida Pedanda Gede Oka Manuaba dari Griya Taman Manuaba, Kubutambahan yang mempertanyakan tindak lanjut rencana pembangunan Bandara Internasional Bali Utara.
“Sudah terlalu lama kami menanti, kapan bandara dibangun?’’ tanya Jero Pasek kepada GM PT BIBU AA Ngurah Ugrasena. Pertanyaan Jero Pasek itu bisa dipahami karena sudah lama warga di Bali Utara – sejak tujuh tahun silam – sudah mengetahui rencana pembangunan Bandara Internasional Bali Utara di Kabupaten Buleleng.
Bahkan pada medio Desember 2020 lalu, kata Jero Pasek lagi, ia telah menyurati Presiden Joko Widodo yang isinya meneruskan pernyataan warga dari Desa Adat Kubutambahan mendukung pembangunan bandara di Kecamatan Kubutambahan, Kabupaten Buleleng.
Sebelumnya, pada 25 September 2021 lalu, para tokoh agama, tokoh adat, tokoh masyarakat serta sembilan Penglingsir Puri yang tergabung dalam Paiketan Puri Agung se-Bali melakukan Upacara Keagamaan dalam bentuk berdoa bersama di Pantai Kubutambahan – di lokasi yang akan dibangun Bandara Internasional Bali Utara. “Kami melarung persembahan di Pantai Kubutambahan dan persembahan kami diterima oleh Dewa Baruna,’’ kenang Jero Pasek.
Maka kedatangan kami ke Kantor PT BIBU ini untuk mengingatkan lagi bahwa secara Niskala, kehadiran bandara udara di Kubutambahan telah sesuai dengan konsep Tri Hita Karana dan juga mendapat restu dari Sang Hyang Widhi,’’ tegas Penglingsir Ida Pedanda Gede Oka Manuaba.
“Kami meminta pemerintah pusat dan pemerintah daerah untuk segera mewujudkan pembangunan bandara di Bali Utara,’’ tambah Gede Oka Manuaba yang kerap melakukan “Muput Upacara” atau memimpin Kebaktian Agama Hindu yang menjadi tugas dan kewajiban seorang Ida Pedanda – termasuk sebagai penegak hukum agama Hindu Dharma.
Tokoh lainnya, I Nyoman Westha yang juga menjabat sebagai Penyarikan Madya Majelis Desa Adat Kabupaten Buleleng, menambahkan bahwa dampak pembangunan bandara akan menyerap ribuan tenaga kerja dari Kawasan Bali Utara. “Saya berbicara atas nama sembilan Kecamatan di Kabupaten Buleleng yang terdiri dari 169 Desa Adat, dan kami sangat senang sekali untuk segera diwujudkannya Bandara International di Buleleng ini. Kenapa? Karena, dengan kehadiran bandara di Desa Kubutambahan ini akan menjadi mesin baru ekonomi secara Nasional yang bersumber di Buleleng,” tegas I Nyoman Westha.
Maka kehadiran Bandara Internasional Bali Utara itu akan menyeimbangkan pembangunan di Bali yang selama ini lebih banyak di Kawasan Selatan. “Pembangunan bandar udara ini akan mengembangkan sektor pariwisata, pertanian, dan UMKM di Kawasan Bali Utara. Hal ini juga sekaligus menutup kesenjangan kesejahteraan warga Bali Utara yang tertinggal dengan Bali Selatan,” kata Nyoman Westha lagi.
Sementara itu, GM PT BIBU AA Ngurah Ugrasena, Ketika menjawab pertanyaan dari para tokoh agama dan adat hanya berharap agar warga Buleleng tetap bersabar. “Harap bersabar, kami masih menunggu Penetapan Lokasi Bandar Internasional Bali Utara dari pihak otoritas di Pemerintah Pusat,” jawab Ngurah Ugrasena yang juga merupakan Penglingsir Puri Agung Singaraja.
Lebih lanjut, Ngurah Ugrasena juga menjelaskan bahwa ia optimis tidak lama lagi Pemerintah Pusat akan memutuskan Penetapan Lokasi oleh Kementerian Perhubungan. Hal ini mengingat bahwa PT BIBU sudah memenuhi seluruh persyaratan administrasi, studi kelayakan, dan business plan, “Kami juga sudah mendapat rekomendasi berupa surat dukungan dari Kementerian Investasi, Kementerian Kelautan dan Perikanan, dan Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas,’’ ujar Ngurah Ugrasena lagi.
Sejauh ini PT BIBU juga sudah melibatkan sejumlah perguruan tinggi seperti Universitas Udayana, Universitas Pendidikan Ganesha, dan Universitas Panji Sakti. “Menurut kajian dari para pakar dari perguruan tinggi tersebut, PT BIBU disimpulkan sudah menjalankan konsep Tri Hita Karana,’’ kata Ngurah Ugrasena.
Seperti diketahui bahwa PT BIBU adalah perusahaan penggagas pembangunan Bandara Internasional Bali Utara yang lokasinya di pesisir pantai (off shore) dan berada di wilayah Kubutambahan, Kabupaten Buleleng, Provinsi Bali.
Pemerintah juga telah memutuskan pembangunan Bandara Internasional Bali Utara yang letaknya di Kecamatan Kubutambahan, kabupaten Buleleng sebagai salah satu Proyek Strategis Nasional berdasarkan Perpres No. 109/2020.
Menurut Dirut PT BIBU Panj Sakti, Erwanto Sad Adiatmoko Hariwibowo rencana pembangunan bandara tersebut akan dikerjakan oleh China Construction First Group Corp. Ltd (CCFG) yang merupakan anak perusahaan salah satu BUMN yang terbesar di Negeri Tirai Bambu, China State Construction Engineering Corp. Ltd (CSCEC). Perusahaan asal China itu juga dikenal mumpuni dalam pembiayaan dan pembangunan di bidang konstruksi dan telah berpengalaman dalam menangani berbagai proyek pembangunan besar di Tiongkok maupun di berbagai tempat di mancanegara. CCFG juga siap mendanai proyek pembangunan bandara di Bali Utara itu dengan skema turn key project. “Artinya, pembangunan bandara ini kami tidak menggunakan dana APBN dan APBD,’’ tegas Iwan Erwanto, panggilan akrabnya.
Bandara Internasional Bali Utara ini nantinya akan memiliki runway yang panjangnya 3.600 meter dan lebar 45 meter. Bandara ini dapat didarati oleh pesawat berbadan lebar seperti Boeing 777. Kapasitas terminalnya dapat menampung hingga 50 juta penumpang/tahun. Sementara terminal kargo memiliki kapasitas hingga 110.000 ton/tahun. / dn/BSB