KSAL: Kedatangan Kapal Patroli Hibah Jepang Butuh Waktu 1,5 Tahun
Jakarta | Balisatuberita -- Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana Muhammad Ali, mengungkapkan rencana kedatangan dua unit kapal patroli (patrol boat) hibah dari Jepang ke Indonesia, membutuhkan waktu hingga 1,5 tahun.
“Hibah kapal Jepang sudah disetujui oleh DPR, nantinya memakan waktu kurang lebih 1 sampai 1,5 tahun untuk pembangunannya,” ungkap Ali di sela-sela pembukaan pendidikan reguler (dikreg) Sekolah Staf dan Komando TNI AL (Seskoal) angkatan ke-63, Jakarta, Rabu (5/2).
Ali menekankan kedua kapal patroli hibah dari Jepang tersebut merupakan armada baru, bukan bekas. Namun, pembangunan kapal tersebut tidak sekaligus dilengkapi senjatanya. Nantinya, kemampuan tempur kapal bakal dilengkapi dari Artileri Persenjataan TNI AL (Arsenal).
“Untuk kapalnya sudah lengkap peralatannya kecuali senjata. Nantinya, (senjata) diisi oleh Arsenal TNI AL,” lanjutnya.
Adapun, TNI AL memproyeksikan penempatan dua kapal patroli dari Jepang untuk Ibu Kota Nusantara (IKN) di Kalimantan Timur karena wilayah tersebut merupakan pulau yang dilintasi oleh Alur Laut Kepulauan Indonesia (ALKI) II.
Menurutnya, kerawanan-kerawanan yang berpotensi masuk perairan Indonesia melalui pulau pulau kecil, dinilai dapat terdeteksi dengan kelincahan kapal dengan panjang 18 meter, lebar 5 meter, dan 40 knot itu.
“Nanti, penempatannya kita fokuskan di IKN karena masih kurang kapal-kapal patrolinya,” ujar Ali.
“Kapal patroli kecil itu lebih cocok untuk di IKN, karena banyak sungai-sungai yang kurannya kecil, (kapal patroli) bisa masuk di sungai dan muara. Kemudian, (persetujuan hibah kapal) sekaligus memperkuat IKN,” sambungnya.
Sebelumnya, Menteri Pertahanan (Menhan) Sjafrie Sjamsoeddin menyebutkan pentingnya menerima dua unit hibah kapal patroli dari Jepang. Hal ini karena latar belakang oleh geopolitik Indonesia yang merupakan negara maritim, sebagian besar wilayahnya merupakan lautan.
“Indonesia memiliki 8 choke points (titik) diibaratkan sebagai pintu-pintu rumah yang harus dijaga. Urgensi alutsista ini diharapkan dapat menjaga choke points di perairan Indonesia agar terhindar dari ancaman-ancaman dari luar,” kata Sjafrie. (Tim )