Jaringan Toko China Tak Berizin 'Gunakan Nomini' Bisnis, Nuarta: Tutup Saja
DENPASAR - Kemelut dugaan monopoli wisatawan Tiongkok melalui agent lokal dengan jual beli kepala dan menjual Bali murah masih terus dipantau. Kali ini suara dari Ketua DPD Himpunan Pramuwisata Indonesia (HPI) Bali, I Nyoman Nuarta.
Ia menyebutkan dengan tegas apa yang menjadi permasalahan tentang pariwisata Bali yang dijual murah dengan tidak mendapatkan manfaat apa - apa untuk pelaku pariwisata Bali atau pun UMKM Bali sebaiknya ditutup saja.
Ia juga berterima kasih kepada Satpol PP Provinsi Bali yang sudah semakin sering turun ke lapangan melakukan pengawasan, pembinaan dan penindakan.
" Bila mereka tidak berizin ya sebaiknya ditutup saja " apalagi pemilik nya pinjam Nama dengan kata lain Nomini
Ia juga menyebutkan bahwa toko - toko semacam ini adalah biang kerok dari permasalahan yang terjadi dengan menjual Bali murah dengan subsidi.
" Kami di stakeholder pariwisata menyebut kasus di pasar Tiongkok bukan persoalan biasa tetapi persoalan yang luar biasa "
" Biar ada efek jera yang tidak punya izin tutup saja, Jangan lemah, kita harus tegas, " tekan ketua HPI ini kepada awak media, Jumat (01/09/2023) melalui pesan elektronik.
Ia juga mengatakan bahwa penindakan adalah cara yang terbaik saat ini mengingat pembinaan tidak akan berpengaruh banyak kalo mereka selalu kucing - kucingan.
" Kalau pasar Tiongkok tidak membawa manfaat secara ekonomi kepada masyarakat bali, kita harus berani mengatakan untuk menutup pasarnya "
Untuk tamu Tiongkok sejak masuk nya jaringan toko ini mereka telah seperti gurita yang menguasai hulu sampai hilir.
" Mereka (wisatawan Tiongkok) yang datang ke Bali tinggal di hotel, makan di restoran dan toko sudah ditentukan "
" Apalagi jaringan toko ini masih menerima pembayaran WeChat pay , ditemukan barcode wechat pay dikasir .
Jelas Jaringan toko ini menerima pembayaran dan pendapatan nya kembali lagi ke account mereka di china , terus apa untungnya buat Bali, " pungkas Nuarta.
Dengan kondisi ini tentu ini dapat merusak komunitas yang ada pada pariwisata Bali. Seperti whole sales agen yang sudah bekerja sama dengan jaringan toko tiongkok , kemudian jaringan toko bekerjasama dengan agen lokal, agen lokal ini kemudian membawa ke toko mimpi indah latex dan kemudian belanja di Royal Jewelry, semua itu sudah ditentukan dan mendapatkan fasilitas makan gratis di restoran teluk merah segala. Seperti flayer promosi jual kepala dari jaringan toko china
Bila disimak, mereka tetap saja menggunakan cara lama dengan kemasan baru, tidak berubah karena memonopoli itu adalah bagian kenikmatan sendiri untuk keuntungan yang dimakan sendiri tidak berbagi lagi dengan yang lain.
Sudah saatnya untuk Bali berbenah, bagi toko yang tidak mengantongi izin merupakan toko yang bermain 'hit and run' tidak benar - benar membangun Bali dan hanya merusak Pariwisata Bali (089 )