Kasus Roti Tercemar di Denpasar, Bayi Sakit, Respons Toko Roti Dikecam
DENPASAR - Malang nian nasib seorang ibu muda bernama Dian. Balitanya yang baru berusia 10 bulan harus dilarikan ke dokter akibat diduga terpapar bakteri dari makanan yang dikonsumsi.
Dokter menduga penyebabnya berasal dari roti yang dibeli Dian dari toko roti terkenal di kawasan Jalan Teuku Umar, Denpasar, pada 5 Januari 2025.
Menurut kuasa hukumnya, Rey Bagus Hidayat, setelah membeli beberapa bungkus roti dari toko Holland Bakery, Dian mencampurkan selembar roti dengan makanan bayi dan memberikannya kepada sang anak.
Awalnya tidak ada kecurigaan, hingga pada hari yang sama, Dian kembali mengambil roti dari kemasan yang sama dan mendapati seekor kecoa mati bercampur dalam adonan roti tersebut.
“Klien kami langsung syok karena sebelumnya roti itu sudah diberikan kepada bayinya,” jelas Rey, Selasa (15/1/2025).
Respons Mengecewakan dari Holland Bakery
Dian dan suaminya segera meminta penjelasan dan tanggung jawab dari pihak Holland Bakery. Namun, menurut Rey, respons yang diterima sangat tidak memuaskan.
Pihak toko hanya menyampaikan permintaan maaf melalui seorang karyawan, bukan manajemen. Parahnya lagi, toko tersebut hanya menawarkan ganti rugi sebesar Rp 60 ribu, yang berasal dari potongan gaji karyawan.
“Kami sangat kecewa, kenapa bukan pihak manajemen yang langsung menemui kami. Uang ganti rugi itu juga berasal dari potongan gaji karyawan, jelas tidak masuk akal,” tegas Rey.
Aduan ke BPSK Tak Berbuah Hasil
Merasa tidak mendapat tanggapan memadai, Dian melaporkan kasus ini ke Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen (BPSK) Bali. Sayangnya, harapan untuk mendapatkan mediasi justru berujung pada kekecewaan.
Menurut Rey, pihak BPSK meremehkan laporan tersebut dan bahkan memarahi korban.
“BPSK malah mengatakan tidak mungkin kejadian ini terjadi karena Holland Bakery memiliki sertifikat kebersihan yang baik. Padahal kami hanya ingin mereka memediasi, bukan mengadili,” kata Rey.
Pihak Holland Bakery Bungkam
Upaya konfirmasi dari wartawan kepada manajemen Holland Bakery juga menemui jalan buntu. Meski sudah dua kali mencoba bertemu dan meninggalkan nomor telepon, pihak manajemen tak memberikan tanggapan hingga berita ini diturunkan.
Kasus ini memicu pertanyaan besar soal tanggung jawab toko makanan terhadap kualitas produk mereka serta perlakuan terhadap konsumen yang dirugikan. (Ray)