PT. DEWATA ENERGY BERSIH Tanam 500 Bibit Mangrove di Sidakarya
Bali Satu Berita |Denpasar - Sebagai salah satu bentuk Corporate Social Responsibility (CSR) atau tanggung jawab sosial perusahaan, Perusahaan Daerah (Perusda) Provinsi Bali melalui PT. Dewata Energi Bersih (DEB) melakukan penanaman bibit pohon bakau (Mangrove) tahap awal, dimana hal tersebut juga dilaksanakan sebagai upaya untuk mengedukasi masyarakat terkait adanya isu yang beredar bahwa rencana pembangunan terminal LNG oleh PT. DEB disinyalir akan menjadi biang kerok kerusakan lingkungan (Hutan Bakau) di wilayah Sidakarya, Denpasar, tidak benar adanya.
Hal tersebut diungkapkan langsung oleh Humas PT. DEB, Ida Bagus Ketut Purbanegara saat ditemui langsung disela-sela kegiatannya di Denpasar, pada Rabu (6/7/2022) dimana dirinya menjelaskan bahwa ada sebanyak 500 bibit pohon mangrove yang ditanam pada tahap awal kali ini dalam kegiatan CSR PT. DEB penanaman bibit mangrove di kawasan pesisir Desa Sidakarya, Denpasar Selatan yang digelar pada Minggu, (3/7/2022) lalu.
"Ini baru tahap awal, kita tanam 500 bibit pohon mangrove. Selanjutnya kita bergerak lagi untuk menanam di area lainnya yang terlihat gundul," ungkap Purbanegara, Rabu (6/7/2022).
Lebih lanjut IBK Purbanegara mengatakan, bahwa kegiatan ini juga dilaksanakan sebagai upaya untuk membantah adanya isu negatif terkait rencana pembangunan terminal LNG di Sidakarya ini akan merusak lingkungan. Dalam hal ini PT. DEB melakukan kegiatan ini di balik munculnya unjuk rasa kelompok yang menolak rencana pembangunan Terminal LNG karena dianggap merusak hutan mangrove, dan dirinya menyampaikan bantahan.
"Terkait kekhawatiran sebagian warga Intaran Sanur dan Walhi Bali dalam orasinya saat unjuk rasa penolakan rencana pembangunan Terminal LNG sesuai perjanjian ketat dengan Taman Hutan Raya (Tahura) Ngurah Rai dikelola oleh pemerintah yaitu di bawah naungan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) Republik Indonesia, dalam proses pengerukan untuk rencana pembangunan Terminal LNG di Sidakarya hanya melanjutkan 1 meter dari kedalaman yang ada saat ini dan mangrove yang dimanfaatkan akan diganti 2 kali lipatnya. Pengerukan hanya bertambah 1 meter lagi dari kedalaman sekarang yang sudah 9 meter,” tegasnya.
Tak hanya itu, dirinya juga menjelaskan begitu pun mengenai kekhawatiran rusaknya keberadaan terumbu karang jelasnya, tidak terdampak karena alurnya di luar alur terumbu karang. Lebih lanjut dirinya menambahkan untuk mengembalikan kondisi mangrove dan perbaikan lingkungan sekitarnya dalam hal ini sudah direncanakan dengan perjanjian yang ketat.
“Untuk masalah mangrove sudah ada perjanjian yang ketat dengan pihak Tahura, bahwa sebelum G20, pipa hanya lewat 10 meter di bawah lahan Tahura dan tidak menyentuh sama sekali hutan Tahura,” paparnya.
Lebih lanjut, terkait adanya dugaan timbulnya abrasi pascapengerukan, hal itu dibantahnya, justru yang terjadi nanti Pantai di Mertasari Sanur akan bertambah. Dijelaskan juga bahwa PT. DEB harus ikut dalam pembersihan, dan perbaikan ekosistem mangrove yang ada di wilayah kerjanya.
“Ada CSR (corporate social responsibility)-nya. Ketimbang sekarang, pembersihan ekosistem mangrove tidak dilakukan dengan baik. Selain itu sesuai prinsip Mangrove for Life, unit Tahura dan DEB juga membangun aktivitas aktivitas pemberdayaan masyarakat antara lain Budi Daya Perikanan dan pariwisata di wilayah mangrove,” ucapnya. (BSB)