The First Jamu International Conference & Expo Siap Digelar di Bali

The First Jamu International Conference & Expo Siap Digelar di Bali
Fajar Prasetya M.Si, Ph. D - Sekretaris Jendral Dewan Jamu Indonesia (Dokumentasi acara HAI Fest)

“Pesona Kekayaan Budaya Jamu Indonesia Menyapa Dunia di Kancah Bali “

JAKARTA,- Dewan Jamu Indonesia akan segeraa menyelenggarakan acara bersejarah “The First Jamu International Conference & Expo” di Westin Resort, Nusa Dua, Bali pada tanggal 16 hingga 18 Desember 2024. Acara ini diadakan untuk mempromosikan jamu, yang merupakan warisan budaya Indonesia. Pada tahun-tahun sebelumnya, Jamu Wellness Culture telah diakui sebagai Warisan Budaya Intangible oleh UNESCO. Diharapkan konferensi ini, bersama dengan pengobatan tradisional lain seperti Traditional Chinese Medicine (TCM) dan Ayurveda, akan mampu mengangkat jamu ke kancah internasional.

Hadirnya pemangku kepentingan dari dalam dan luar negeri. Selain sesi ilmiah, acara ini juga menggabungkan berbagai kegiatan interaktif untuk menarik perhatian remaja. Ini termasuk tantangan dari Tiktok, Kompetisi Video Youtube, dan pemilihan Duta Jamu Indonesia.

Sekretaris, Jendral Dewan Jamu Indonesia Fajar Prasetya, menyatakan, “Kami ingin melibatkan generasi Z dalam menjaga dan mempromosikan kekayaan budaya ini. dengan adanya Duta Jamu, kami berharap mereka dapat menjadi spokesperson jamu ke dunia internasional.”

“Jamu bukan sekedar minuman, tetapi juga bagian daari sistem holistic yang mencakup kesehatan fisik dan spiritual, seperti yang tercermin dalam filosofi Jambi Usodo dan relief di Candi Borobudur,” kata Fajar.

Tujuan dari acara ini adalah untuk meningkatkan pemahaman masyarakat terhadap filosofi dan manfaat jamu sebagai metode penyembuhan holistic yang telah diwariskan dari generasi ke generasi. Kami ingin melalui acara ini meningkatkan pemahaman masyarakat tentang jamu sebagai warisan budaya Nusantara yang patut dipromosikan secara global.

Orang-orang penting dari organisasi kesehatan internasional akan menghadiri konferensi ini. untuk memberikan dukungan, telah dikonfirmasi bahwa Dr. Kim Sungcol, Unit Head of WHO Traditional Complementary and Integrated Medicine, serta Menteri Kesehatan dari negara-negara seperti Cina, India, dan Jepang hadir. Kehadiran Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dalam acara ini menunjukkan komtmen global untuk menempatkan jamu di tingkat yang sama dengan TCM dan Ayurveda dalam hal pengobatan tradisonal.

Selain itu, diharapkan konferensi ini akan mengadakan pameran yang akan memungkinkan para produsen jamu lokal bertemu dengan investor dan mitra bisnis internasional. Diperkirakan 4.600 orang akan berpartisipasi, termasuk akademisi, praktisi kesehatan, pengusaha, dan masyarakat umum.

Pelaku bisnis memiliki kesempatan untuk menampilkan barang dan jasa mereka melalui paket sponsorship platinum dan bronze di acara ini. Fajar menyatakan bahwa kehadiran konferensi ini tidak hanya bertujuan untuk mendukung jamu sebagai praktik pengobatan tradisonal, tetapi juga sebagai cara untuk menunjukkan identitas dan kebanggaan bangsa Indonesia.

“Ini adalah momen penting untuk menunjukkan bahwa kita memiliki kekayaan budaya dan pengetahuan yang luar biasa. Jamu menunjukkan bahwa nenek moyang kita sangat tahu tentang kesehatan dan spiritual.”

Dewan Jamu Indonesia berharap dengan konferensi ini masyarakat Indonesia, terutama generasi muda, akan semakin mencintai dan melestarikan jamu. Konferensi ini juga diharapkan dapat membantu jamu menjadi lebih dikenal dan di terima pasar global. (Tim)