Pedagang Acung Halangi, Denpasar Tak Ramah Pejalan Kaki

Pedagang Acung Halangi, Denpasar Tak Ramah Pejalan Kaki
Ilustrasi pedagang kaki lima penuhi trotoar.

DENPASAR - Dalam pemberitaan dunia ada sebutan Bali dan beberapa kota di Asia Tenggara yang disebutkan menjadi destinasi terburuk untuk pejalan kaki.

Sentilan ini tentu penting buat para walikota dan bupati yang menjabat terutama di Bali. Kalimat yang muncul di pencinta olah raga jalan kaki, 

"Bongkar pasang, pedagang kaki lima penuhi trotoar, hormatilah pejalan kaki dan budaya trotoar bersih dari pedagang kaki lima, " sebut pejalan kaki yang sudah usia lanjut ini, yang menolak disebutkan namanya.

Bila menyimak, berjalan kaki menjadi salah satu aktvitas yang disukai wisatawan di tempat-tempat wisata. Namun, banyak tempat yang tidak ramah pejalan kaki. 

Dalam berbagai forum diskusi pariwisata di media sosial, Bali yang terkenal dengan pantai - pantainya yang menakjubkan dan pura di kalangan wisatawan asing, dikritik karena sulit dilalui dengan berjalan kaki.

Ini dikutip dari media Tempo, menyebutkan bahwa akun Legitimate_Map963 menulis pengalamannya berjalan kaki di pulau tersebut. 

"Bali hampir tidak dapat dilalui dengan berjalan kaki di area wisata, tidak ada trotoar di 90 persen tempat, dan lalu lintasnya padat," tulis dia, seperti dilansir dari Vn Express, Kamis, 26 September 2024. 

Kemudian, Bali juga dipilih pemilik akun bb79. "Bali juga mendapat suara saya. Di Ubud, saya terus bertanya-tanya, 'Di mana jalan setapaknya?' Setiap bangunan dan toko tampaknya memiliki sebidang ubin, beton, atau tanah yang sempit dan terputus-putus, tetapi sebagian besar waktu, lebih mudah untuk berjalan di jalan."

Bila diamati banyak sekali pelaku usaha yang mengabaikan keberadaan trotoar sebagai hak bagi pejalan kaki. Ini terlihat dibeberapa sudut kota di Denpasar.

Pemerintah Kota Denpasar melalui Satpol PP yang terkesan adem ayem sepertinya enggan untuk menertibkan para pelaku usaha nakal yang mencuri hak bagi perjalan kaki.

Pembangunan infrastruktur bagi pejalan kaki juga merupakan penataan yang indah dan ramah lingkungan, serta dapat membuat masyarakat Denpasar menjadi sehat juga, keluh salah satu warga yang kakinya terantuk beton yang lepas pada trotoar. 

"Tertibkanlah pedagang ini dulu, kalo punya uang baru benahi jalan ini (trotoar_red), " keluh Santika yang pakai baju olahraga sambil memunguti sampah pedagang acung. (Ray)