Gandeng Kadin Bali, BCA Sosialisasikan LCS dan LCT, Perkenalkan Rupiah Dalam Ekosistem Perdagangan Global

Gandeng Kadin Bali, BCA Sosialisasikan LCS dan LCT, Perkenalkan Rupiah Dalam Ekosistem Perdagangan Global
Ket foto : Ketua Umum Kadin Bali, Made Ariandi dan Senior Executive Vice President Treasury Division International Banking Division PT Bank Central Asia Tbk, Bapak Branko Windoe. (Istimewa)

BALISATUBERITA.COM, BADUNG - Bank Central Asia (BCA) menggandeng Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) Provinsi Bali sebagai mitra strategis, untuk mensosialisasikan program Pemerintah terkait dengan "Local Currency Settlement" (LCS) dan "Local Currency Transaction" (LCT) dalam BCA Remittance Gathering di Padma Resort, Legian, Kuta, Badung, pada Selasa (29/11/2022) kemarin.

Dalam kesempatannya, Ketua Umum Kadin Bali, Made Ariandi menjelaskan, peran penting para pelaku usaha untuk menjaga volatilitas Rupiah (IDR) terutama terhadap mata uang asing, salah satunya dengan menjadikan Local Currency Settlements (LCS) dalam proses transaksi export import sehingga secara langsung dapat meningkatkan efisiensi waktu dan biaya sekaligus membantu pemerintah dalam menjaga ketahanan IDR. 

"Sekaligus ini menegaskan bahwa Kadin mendukung program Pemerintah dalam penetrasi dan sosialisasi Local Currency Transaction, melalui kemitraan strategis dengan BCA dan juga Bank lain yang menyediakan layanan Local Currency Settlement." Tegasnya.

Selanjutnya, Senior Executive Vice President Treasury Division International Banking Division PT. Bank Central Asia Tbk (SVP BCA), Bapak Branko Windoe mengajak para pelaku usaha untuk menggalakkan penggunaan layanan LCS (Local Currency Settlement) sebagai mekanisme transaksi utama yang berkaitan dengan export import untuk mengurangi ketergantungan terhadap mata uang asing, menjaga ketahanan IDR serta memperkenalkan Rupiah kedalam Ekosistem Perdagangan Global.

"Saat ini layanan LCS masih terbatas untuk transaksi dengan Jepang, Malaysia, Thailand dan China, sangat terbuka potensi dengan mata uang asing lainnya menimbang bahwa Indonesia adalah sumber daya energi masa depan terutama untuk resources Energi Terbarukan dan juga potensi volume transaksi yang bertumbuh sejalan dengan pertumbuhan jumlah penduduk." Ungkapnya.

Lebih lanjut dijelaskan, beberapa instrumen kebijakan pemerintah seperti Omnibus Law, OSS dan Program Peningkatan TKDN sejatinya juga merupakan cara integral untuk menjaga ketahanan Mata Uang Rupiah dalam gejolak volatilitas mata uang asing, sekaligus mengingatkan bahwa Indonesia adalah Negara Sumber Daya sekaligus sebagai Pasar dimana secara volume perdagangan sangat besar sehingga pasti akan menyebabkan pertumbuhan neraca dagang baik eksport maupun import serta untuk menjaga keseimbangan neraca dagang tersebut secara wajar. 

Selain menyatakan dukungannya pada program pemerintah tersebut melalui strategic partnership dengan BCA, Kadin Bali juga menyatakan dukungannya bagi UMKM dan menyampaikan terimakasih sekaligus harapan kepada BCA untuk dapat memberi ruang dan perhatian lebih bagi ekosistem UMKM di Bali.

"Saya sangat mengapresiasi BCA, yang telah membangun sinergi kolaboratif Inclusive dengan KADIN untuk bersama sama menyosialisasikan perihal yang berkaitan dengan LCT ini. Sekaligus berterimakasih atas kegiatan dan event yang telah dilakukan di Bali untuk mendorong pemulihan ekosistem ekonomi Bali." Tutup Made Ariandi. (AAR/TIM )