Rektor Dwijendra Turut Bangkitkan Pengembangan Sorgum di Desa Pacung, Kecamatan Tejakula, Buleleng

Rektor Dwijendra Turut Bangkitkan Pengembangan Sorgum di Desa Pacung, Kecamatan Tejakula, Buleleng
Dok : Rektor Dwijendra , Dr. Ir. Gede Sedana, M.Sc. MMA

BALISATUBERITA | BULELENG Kabupaten Buleleng memiliki potensi yang sangat tinggi untuk pengembangan sektor pertanian dalam arti luas seperti tanaman pangan, hortikultura, perkebunan, peternakan, dan perikanan. Ketersediaan sumber daya tanah/lahan harus semakin ditingkatkan produktivitasnya baik di lahan produktif maupun non-produktif guna menghasilkan produk-produk unggulan dan andalan. Salah satu komoditas pangan spesifik lokal di Kabupaten Buleleng adalah sorgum yang juga dikenal dengan sebutan jagung gembal atau jagung buleleng. Demikian disampaikan Rektor Dwijendra, Dr. Ir. Gede Sedana, M.Sc. MMA. di sela-sela acara Panen Sorgum di Desa Pacung, Kecamatan Tejakula, Buleleng pada hari Sabtu, 22 April 2022.

Pengembangan tanaman Sorgum di Desa Pacung diinisiasi oleh Ketua DPC Banteng Muda Indonesia (BMI), yaitu Dr. dr. Ketut Putra, Sedana, Sp.Og. yang juga menggandeng HKTI Bali dan HKTI Buleleng serta Dinas Pertanian Kabupaten Buleleng. Gede Sedana yang juga Ketua HKTI BALI menyediakan lahan lahan seluas 1,5 ha untuk dijadikan percontohan penanaman sorgum dan sekaligus sebagai wahana sosialisasi bagi warga masyarakat setempat dan sekitarnya di Kecamatan Tejakula.  Ketut Putra Sedana yang lebih akrab dipanggil Dokter Caput memiliki kepedulian yang sangat tinggi terhadap kemandirian pangan berkelanjutan di Kabupaten Buleleng, khususnya tanaman sorgum. Pada kegiatan panen sorgum tersebut dihadiri juga oleh Ketua DPRD Buleleng, Ketua Komisi 2 DPRD Buleleng, Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Buleleng, Dekan Fakultas Pertanian dan Bisnis, Dwijendra University dan mahasiswanya, Perbekel Desa Pacung.
Sedana mengungkapkan bahwa komoditas sorgum merupakan salah satu komoditas pangan yang sangat prospektif untuk dikembangkan karena memiliki manfaat ekonomis, ekologis, sosial dan secara teknis sangat mudah untuk dibudidayakan dan bahkan di lahan yang tidak produktif sekalipun. 
Perhitungan hasil panen yang dilakukan berdasarkan ubinan dan disaksikan langsung oleh Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Buleleng menunjukkan bahwa tanaman sorgum memberikan produktivitas 3,2 ton/ha. Capaian produktivitas tersebut sudah dapat dikategorikan baik dan perlu semakin ditingkatkan melalui perbaikan teknologi budidayanya ungkap Ir. Made Sumiarta, M.P. selaku Kepala Dinas. Di sisi lain, Gede Supritana terus mendorong dan memotivasi petani untuk mengembangkan tanaman sorgum di lahan-lahan yang tidak produktif untuk meningkatkan penghasilan keluarga. Selain itu, diharapkan juga adanya perusahaan yang membeli dan menampung produk sorgum guna memberikan jaminan pemasarannya, termasuk harga yang layak.
Seusai panen sorgum, Sedana juga memberikan penyuluhan tentang penguatan kelompok petani yang berbasis modal sosial untuk dapat mewujudkan tujuan program pembangunan pertanian, khususnya tanaman sorgum secara berkelompok. Dalam paparannya Sedana menyebutkan bahwa Dokter Caput dianggap sebagai Bapak Sorgum Buleleng.
Pengembangan tanaman sorgum yang merupakan tanaman spesifik lokal Buleleng perlu semakin diperluas arealnya guna semakin memantapkan program-program pembangunan pemerintah Provinsi Bali terkait dengan tanaman lokal yang berbasis pada visi Nangun Sat Kerthi Loka Bali. ( *** )