Sejarah dan Perkembangan ORHIBA, Olahraga Hidup Baru yang Menginspirasi Kesehatan Holistik (2)
*Bapak R. SAID SOEKANTO, Mantan Kapolri RI ke-I, dan Mantan Ketua Yayasan ORHIBA PUSAT Periode II
JAKARTA - ORHIBA, singkatan dari Olah Raga Hidup Baru, merupakan sebuah gerakan olahraga yang bertujuan membangkitkan kekuatan hidup dalam tubuh untuk melawan musuh terbesar manusia, yaitu kelemahan fisik dan mental.
Gerakan ini awalnya diperkenalkan pada keluarga pendiri dan orang-orang sekitar sebelum berkembang ke masyarakat luas.
Pada tahun 1957, sejumlah tokoh dari berbagai kota besar di Indonesia mempelajari ORHIBA selama empat tahun, menyimpulkan bahwa gerakan ini bermanfaat untuk kesehatan fisik dan mental.
Untuk mendukung penyebaran ORHIBA, Yayasan ORHIBA didirikan pada 5 Februari 1964 di Malang. Pendiri yayasan ini berasal dari lintas agama dan latar belakang, mencerminkan semangat persatuan.
Penyebaran ORHIBA semakin meluas, dari Jawa Timur hingga Bali pada tahun 1966. Pengalaman empiris menunjukkan bahwa banyak orang mengalami pemulihan kesehatan setelah ber-ORHIBA hanya dalam beberapa hari.
Pada tahun 1968, Yayasan ORHIBA dipindahkan ke Jakarta untuk memperluas jangkauan nasional. Namun, usulan untuk menjadikan ORHIBA sebagai olahraga nasional pada tahun 1970 tidak berhasil.
ORHIBA dianggap tidak cocok untuk kompetisi karena fokusnya pada pengembangan batin dan kesehatan holistik, yang tidak dapat diukur secara ilmiah atau dinilai secara langsung.
Pada bulan Juli 1970, ORHIBA diperkenalkan ke dunia melalui pidato R.S. Soekanto di Konvensi Internasional AMORC di Kanada. Sejak Agustus 1990, ORHIBA disederhanakan menjadi satu jenis olahraga, yaitu "Olah Raga Badan Daging Melihat Langit Biru".
Pada Januari 1993, Wisma ORHIBA di Bali ditetapkan sebagai Pusat Latihan Nasional, dengan 22 pelatih resmi.
Setelah wafatnya R.S. Soekanto pada tahun 1993, kepengurusan yayasan diperbarui. Hingga kini, ORHIBA terus berkembang sebagai olahraga yang mengutamakan keseimbangan fisik, mental, dan spiritual. (Ray)
