Upacara Peringatan Hari Lahir Pancasila, Pemerintah Provinsi Bali Gunakan Busana Adat

Upacara Peringatan Hari Lahir Pancasila, Pemerintah Provinsi Bali Gunakan Busana Adat
Dok : Gubernur Bali Wayan Koster , Wail Gubernur Bali, Tjokorda Oka Artha Ardana Sukawati, bersama team Paskibraka Prov Bali
Upacara Peringatan Hari Lahir Pancasila, Pemerintah Provinsi Bali Gunakan Busana Adat

BALISATUBERITA | DENPASAR - Gubernur Koster tegaskan Pancasila merupakan ideologi, kekuatan 

Pemersatu bangsa, dan sumber segala sumber hukum negara.

Gubernur Bali, Wayan Koster menjadi Inspektur Upacara Peringatan Hari Lahir Pancasila pada, Kamis (Wraspati Pon, Landep) 1 Juni 2023 di Lapangan Upacara Kantor Gubernur Bali. 

Upacara Peringatan Hari Lahir Pancasila dihadiri oleh Wail Gubernur Bali, Tjokorda Oka Artha Ardana Sukawati, Sekretaris Daerah Provinsi Bali, Dewa Made Indra, Pangdam IX/Udayana, Kapolda Bali, Wakajati Bali, Kepala Pengadilan Tinggi Denpasar, Danrem 163/Wirasatya, Danlanud Ngurah Rai, Danlanal Denpasar, Badan Intelijen Negara Daerah Bali, Kepala OPD Pemerintah Provinsi Bali, dan pegawai dilingkungan Pemerintah Provinsi Bali.

Gubernur Bali bersama seluruh peserta upacara yang menggunakan busana Adat Bali mengikuti rangkaian Peringatan Hari Lahir Pancasila yang diawali dengan pengibaran bendera Sang Merah Putih, pembacaan teks Pancasila, dan pembacaan naskah Pembukaan Undang – Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. 

Gubernur Bali, Wayan Koster yang membacakan amanat Presiden RI, Ir. Joko Widodo menyampaikan Pancasila dan nilai-nilai yang dikandungnya merupakan falsafah dasar, pandangan hidup bangsa, dasar negara, ideologi, kekuatan pemersatu bangsa, dan sumber segala sumber hukum negara. 

Pancasila sebagai dasar dan ideologi negara merupakan meja statis yang menyatukan berbagai keragaman yang 
ada, sekaligus sebagai “bintang penuntun” (leitstar) dinamis yang 
memandu kehidupan bangsa agar sesuai dengan cita-cita pendirian 
negara, mewujudkan masyarakat Indonesia yang merdeka, bersatu, 
berdaulat, adil dan makmur.

Pancasila digali dan lahir dari bumi Indonesia menjadi konsensus nasional, untuk itu sudah selayaknya Kita semua bangsa Indonesia mengaktualisasikan Pancasila, sehingga Pancasila senantiasa diamalkan dalam berbagai sendi kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. 

Pancasila mengandung nilai-nilai etis yang berakar pada pengalaman faktual dan pengalaman akal serta pengalaman religius bangsa Indonesia. 

Dengan demikian, Pancasila bukanlah wacana belaka, melainkan realitas obyektif dengan legitimasi kuat baik secara filsafat, politis, historis maupun kultural.

Keberadaan Pancasila merupakan anugerah dari Tuhan yang maha 
esa untuk bangsa Indonesia.

Pengamalan nilai-nilai Pancasila 
merupakan perwujudan rasa cinta kepada tanah air, sehingga dapat 
membangun bangsa dan negara yang lebih baik. Nilai-nilai Pancasila 
dapat diamalkan dalam bentuk sederhana, seperti saling menghargai, 
bekerja sama, dan saling menghormati. 

Berkat Pancasila dengan nilai nilai
inklusivitas, toleransi dan gotong royong, keberagaman yang ada 
menjadi berkah yang dirajut dalam identitas nasional Bhinneka Tunggal 
Ika. 

Hari lahir Pancasila setiap tanggal 1 Juni, memiliki makna bagi rakyat dan bangsa Indonesia, tidak hanya menjunjung tinggi Pancasila sebagai dasar negara ataupun tujuan berbangsa, namun turut menjadikan Pancasila sebagai pegangan dalam kehidupan sehari-hari. 

Pancasila bukan hanya untuk dibaca dan didengar namun harus dipraktikkan dan diaktualisasikan dalam kehidupan sehari-hari, sehingga nilai - nilai Pancasila akan tertanam di dalam hati bangsa Indonesia.

Para pendiri negara (the founding fathers) telah berhasil mengidentifikasi kepribadian bangsa Indonesia yang kemudian dirumuskan dalam suatu pandangan hidup yaitu Pancasila. 

Perkembangan situasi global yang ditandai kemajuan teknologi komunikasi yang begitu pesat menjadi tantangan tersendiri bagi bangsa Indonesia. 

Nilai-nilai Pancasila diharapkan dapat menjadi filter agar bangsa Indonesia tidak mengalami disorientasi di masa depan. Melalui rasa cinta terhadap bangsa sendiri, Kita akan mengerti betapa pentingnya menegakkan dan mengamalkan Pancasila dalam berbagai sendi kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. 

Pancasila tidak dapat digantikan dengan apa pun juga baik pada masa dulu, sekarang, dan masa yang akan datang.

Saat ini bangsa Indonesia telah berhasil melewati masa kritis Pandemi COVID-19, hal ini membuktikan kekuatan Pancasila dan kekuatan 
bangsa Indonesia. 

" Ke depan, kita akan mewujudkan Indonesia emas 2045 dan impian Indonesia 2085, yaitu menjadi bangsa yang memiliki sumber daya manusia yang kecerdasannya mengungguli bangsa-bangsa lain di dunia "

" Menjunjung tinggi pluralisme, berbudaya, religius dan menjunjung tinggi nilai-nilai etika; menjadi pusat pendidikan, teknologi, dan peradaban dunia; masyarakat dan penyelenggara negara yang bebas dari perilaku korupsi; terbangunnya infrastruktur yang merata di seluruh indonesia; menjadi negara yang mandiri dan negara yang paling berpengaruh di asia pasifik; dan Indonesia menjadi barometer pertumbuhan ekonomi dunia, " Ucap Koster membacakan amanat Presiden RI.

Tahun depan Kita juga akan menghadapi pesta demokrasi serentak 
melalui penyelenggaraan pemilihan umum 2024. 

" Untuk itu Saya mengajak seluruh komponen bangsa untuk bersama-sama 
menyukseskan Pemilu yang jujur, aman, dan damai "

" Kita harus menjaga kerukunan dan keutuhan untuk menciptakan suasana yang kondusif sebagai wujud pengamalan nilai-nilai Pancasila. Jiwa dan roh Pancasila harus diaktualisasikan dalam cara berpikir, bertindak, dan berelasi setiap individu manusia Indonesia sehingga akan terwujud nilai kemanusian dan solidaritas bangsa kita "

Setiap komponen bangsa harus menyadari pentingnya membangun karakter bangsa yang bersendikan nilai-nilai Pancasila. Sebagaimana yang dikatakan Bung Karno bahwa nilai-nilai 
Pancasila dan nasionalisme harus terus dibangun dan diwariskan pada generasi selanjutnya. 

Angka stunting di Indonesia masih tinggi dan berada di atas ambang batas yang ditetapkan organisasi kesehatan dunia (WHO), yaitu 20% (dua puluh persen). Untuk mengatasinya.

" Saya mengajak seluruh komponen masyarakat untuk bergotong royong menurunkan angka stunting di Indonesia. Hal ini merupakan kerja nyata pembumian Pancasila dan pengaktualisasian nilai-nilai luhur Pancasila, " pungkas Koster. (Tim)

Penyunting : Ray