Wong Jowo ojo Lali JowoNe

Wong Jowo ojo Lali JowoNe
Dok : Keraton Surakarta /Ilustrasi / Istimewa

Balisatuberita | Ungkapan “Wong Jowo Ojo Lali Jowone” memiliki pesan mendalam yang mengingatkan orang Jawa untuk tidak melupakan identitas dan nilai-nilai luhur yang diwariskan leluhur. Di tengah arus modernisasi dan globalisasi, ajakan ini menjadi relevan sebagai cara menjaga budaya, adat, dan filosofi Jawa yang kaya.

Makna “Ojo Lali Jowone”

Kalimat ini tidak hanya merujuk pada identitas etnis, tetapi juga pada esensi kehidupan orang Jawa yang mencakup:

1. Adab dan Tata Krama

Orang Jawa dikenal dengan sikapnya yang sopan, rendah hati, dan penuh penghormatan terhadap orang lain. Nilai-nilai ini merupakan warisan budaya yang harus dijaga, bahkan ketika dunia semakin modern dan individualis.

2. Filosofi Hidup

Budaya Jawa kaya akan falsafah seperti ajining diri soko lati (harga diri seseorang tergantung dari ucapannya) dan memayu hayuning bawana (usaha menjaga keharmonisan dunia). Filosofi ini mengajarkan kebijaksanaan, keseimbangan, dan keharmonisan dalam menjalani kehidupan.

3. Bahasa Jawa

Bahasa adalah salah satu identitas utama suatu budaya. Dengan menjaga Bahasa Jawa, baik dalam percakapan sehari-hari maupun dalam seni sastra, orang Jawa dapat memastikan bahwa warisan budaya ini tetap hidup dan relevan.

4. Tradisi dan Kearifan Lokal

Tradisi seperti wayang kulit, gamelan, hingga slametan adalah bagian dari kekayaan budaya Jawa. Menjaga tradisi ini bukan berarti menolak kemajuan, tetapi menjadi cara untuk tetap terhubung dengan akar budaya.

Tantangan di Era Modern

Kemajuan teknologi, globalisasi, dan pengaruh budaya asing sering kali membuat generasi muda lupa akan identitasnya. Nilai-nilai Jawa mulai tergeser oleh gaya hidup modern yang serba instan. Namun, menjaga jati diri sebagai orang Jawa tidak berarti menolak perkembangan, melainkan memilih dengan bijak mana yang sesuai dengan nilai-nilai luhur.

Cara Menjaga Jati Diri Jawa

1. Belajar dan Menggunakan Bahasa Jawa

Mengajarkan Bahasa Jawa kepada generasi muda, baik melalui pendidikan formal maupun informal, sangat penting agar bahasa ini tetap hidup.

2. Menghidupkan Tradisi

Berpartisipasi dalam acara adat, seni pertunjukan, atau kegiatan budaya adalah cara nyata untuk melestarikan warisan Jawa.

3. Mengajarkan Filosofi Jawa

Orang tua dan komunitas dapat mengajarkan nilai-nilai luhur Jawa kepada generasi muda, sehingga mereka memahami pentingnya tata krama, harmoni, dan penghormatan terhadap alam dan sesama.

4. Mengaplikasikan Nilai Jawa di Kehidupan Sehari-hari

Menjaga kesantunan, kebijaksanaan, dan rasa syukur dalam kehidupan sehari-hari adalah bentuk nyata dari “Ojo Lali Jowone.”

Kesimpulan

“Wong Jowo Ojo Lali Jowone” adalah ajakan untuk menjaga jati diri sebagai orang Jawa di tengah arus perubahan zaman. Dengan tetap menghormati warisan leluhur, orang Jawa tidak hanya mempertahankan identitas budaya, tetapi juga memberikan kontribusi berharga bagi keberagaman dunia.

Identitas bukanlah sesuatu yang harus ditinggalkan, tetapi harus dirawat agar menjadi pijakan untuk menghadapi masa depan. (Sgp)