Ketua MPR RI Bamsoet Terima Lawatan Obor Paskah Nasional XIX dan Menghimbau Umat Kristiani Jaga Persatuan di Tahun Politik
BALISATUBERITA | JAKARTA - Ketua MPR RI sekaligus Wakil Ketua Umum Partai Golkar Bambang Soesatyo menerima Lawatan Obor Paskah Nasional XIX dari Ketua Lembaga Paskah Nasional Pendeta Dr. A. Sepphard Supit. Sebagai bagian perayaan Paskah Nasional dalam memperkuat pluralitas dan kemajemukan bangsa. Sekaligus menguatkan MPR RI sebagai Rumah Kebangsaan bagi berbagai pemeluk agama.
Pada tahun sebelumnya, Obor Paskah Nasional telah melalui berbagai daerah dan diterima pimpinan daerah setempat. Antara lain, pada tahun 2018 Obor Paskah Nasional singgah di Toraja, diterima Bupati Toraja Utara Kalatiku Paembonan; dan di Tapanuli Selatan diterima Bupati Syahrul M Pasaribu. Tahun 2019 di Poso diterima Bupati Verna G.M. Inkiriwang dan di DKI Jakarta diterima Gubernur Anies Baswedan. Tahun 2022 di Bali diterima Bupati Badung Nyoman Giri Prasta, di Jawa Tengah diterima Gubernur Ganjar Pranowo, di Yogyakarta diterima Kanjeng Ratu Hemas, di Jakarta diterima Gubernur Anies Baswedan dan Panglima TNI Jenderal TNI Andika Perkasa.
"Penduduk dunia saat ini sudah mencapai 8 miliar jiwa dengan 4.300 agama. Diantara ribuan agama tersebut, 6 agama yang ada di Indonesia merupakan agama-agama yang terpopuler dan menjadi kepercayaan miliaran manusia di muka bumi," ujar Bamsoet dalam Lawatan Obor Paskah Nasional XIX dan Silaturahmi Kebangsaan di Gedung Parlemen, Jakarta, Sabtu (10/6/23).
Menurut Bamsoet, dari ribuan agama di dunia tersebut, agama terbesar pertama di dunia adalah agama Kristen. Penganutnya mencapai 2,38 miliar atau sekitar 32% dari 8 miliar populasi manusia. Kristen sendiri mempunyai beberapa aliran, diantaranya Protestan, Katolik, dan Ortodoks. Ajaran Yesus Kristus ini sudah lahir sejak tahun 27 M.
Vatikan merupakan kota dengan 100% penduduknya beragama Katolik Roma. Disusul oleh Kepulauan Pitcairn dengan aliran Advent.
Sementara negara dengan umat Kristen berkisar 93 persen, yaitu Samoa, Romania, Timor Leste, Armenia, Venezuela, Yunani, San Marino, Paraguay, El Salvador, Barbados, Papua Nugini, hingga Meksiko.
Islam menduduki posisi kedua sebagai agama terbesar di dunia dengan 2,1 miliar pengikut. Islam juga merupakan agama terbesar di Indonesia, yaitu mencapai 86,7 persen dari total populasi.
Sementara negara dengan penduduk Muslim 100 persen ada di Mauritania, Maladewa, dan Arab Saudi. Sedangkan negara dengan penduduk 99 persen Muslim, yaitu Palestina, Maroko, Yaman, Afghanistan, Iran, hingga Irak.
Secara total, ada sekitar 50 negara dengan mayoritas Muslim di seluruh dunia. Muslim ini terdiri atas aliran Sunni maupun Syiah.
"Konflik atas nama agama di dunia sudah tidak terkira jumlahnya. Di Indonesia, jumlah penduduk mencapai lebih 270 juta jiwa, dengan 6 agama, dan berbagai aliran kepercayaan. Jumlah pemeluk agama islam mencapai 231 juta jiwa, kristen mencapai 29,01 juta jiwa. Kita patut bersyukur mempunyai Pancasila yang menyatukan dalam satu ikatan kebangsaan. Diterima semua paham, golongan, dan kelompok masyarakat. Maka masa depan kebersamaan kita sebagai sebuah bangsa, akan sangat ditentukan oleh kesungguhan mengimplementasikan dan mengaktualisasikan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara," ujar Bamsoet.
Turut hadir antara lain, Wakil Ketua MPR RI Fadel Muhammad beserta istri Hana Fadel Muhammad, Ketua Dewan Penasihat Daulat Raja Panuturi Hasadaon Dr. Jooner Rambe, Dirjen Binmas Kristen Kementerian Agama Prof. Thomas Pentury, serta Ketua Umum Kerukunan Keluarga Kawanua Angelina Tengker.
Ketua DPR RI ke-20 dan mantan Ketua Komisi III DPR RI bidang Hukum, HAM, dan Keamanan ini menjelaskan, sebagaimana perayaan hari-hari besar agama lainnya, perayaan Paskah memiliki makna simbolis terhadap berbagai nilai fundamental yang dapat didayagunakan dalam menyejukan suasana kebangsaan dalam menghadapi Pemilu dan Pilkada 2024.
Paskah dapat dimaknai sebagai semangat pembaruan yang bisa didayagunakan untuk membangun budaya politik baru, berorientasi sepenuhnya pada kepentingan dan kesejahteraan rakyat, dan bukan menghamba pada kepentingan politik sesaat.
"Mari dukung calon pemimpin nasional dengan sewajarnya. Tidak perlu fanatik dan berlebihan, apalagi sampai mengorbankan ikatan kekeluargaan, menyebabkan perceraian, membelah ikatan soliditas kebangsaan, hingga berujung pada rusaknya persaudaraan antar sesama anak bangsa," jelas Bamsoet.
Ketua Dewan Pembina Depinas SOKSI dan Kepala Badan Hubungan Penegakan Hukum, Pertahanan, dan Keamanan KADIN Indonesia ini menerangkan, Paskah juga dapat dimaknai sebagai simbolisasi tentang lahirnya sebuah harapan. Karenanya, penyelenggaraan Pemilu dan Pilkada Serentak 2024 harus mampu mewujudkan harapan lahirnya Indonesia yang lebih baik dalam segala aspek dan dimensi.
"Selain itu, Paskah merupakan cerminan peristiwa kebangkitan. Maka marilah kita maknai penyelenggaraan Pemilu dan Pilkada Serentak sebagai momentum untuk menghimpun segala sumberdaya untuk bangkit bersama, tanpa memandang perbedaan latar belakang dan warna politik. Selepas dampak pandemi yang
telah menggerus perekonomian nasional, maka kini saatnya untuk pulih lebih cepat dan bangkit lebih kuat," pungkas Bamsoet. (*)